A.
Pengertian
Istima’
Kata menyima’ sudah akrab di telinga
setiap orang. Namun banyak orang yang salah mengartikan menyima’. Menurut sebagian orang menyimak sama dengan kata
mendengar dan mendengarkan.
Mendengar yang dimaksud bukan hanya
sekedar mendengarkan menggunakan telinga, akan tetapi juga melibatkan memori
dan ingatan. Dalam hal ini, saat kita mendengar, pikiran yang dapat difungsikan
untuk dapat menyimak dari apa yang kita dengar agar mendapatkan manfaatnya.
Kegiatan istima’ ini juga harus dapat menangkap arti yang tersurat dan
tersirat. Kegiatan menyimak yang demikian lazim disebut dengan istima’.
Abdul Majid Sayyid Ahmad
mendefinisikan istima’ sebagai berikut:
الاستماع
هو عملية انصات الى الرموز المنطوقة ثم تفسيرها
Artinya: “ proses mendengarkan
dengan serius (insht) kode-kode bahasa yang diucapkan kemudian menafsirkannya
“.
Jadi, istima’ adalah proses
mendengarkan yang juga melibatkan memori dan ingatan seseorang. Dan seseorang
tersebut dituntut untuk menangkap arti yang ada didalamnya, baik makna tersebut
tersurat maupun tersirat.
B.
Aspek
dan Model Pembelajaran Bahasa Arab
Abdul Kholiq (1989) membagi tes
kemampuan mendengar menjadi sua bagian, yaitu: tes bunyi bahasa (ikhtibar al
ashwat) dan tes memahami teks yang di dengar (fahm al masmu’). Ada beberapa
bentuk tes yang digunakan dalam mengukur maharah istima’ antara lain:
a.
Mendnegar
dan membaca 9al-istima’ wa al-qira’ah)
Siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan yang didengarkan dengan memilih salah satu jawaban yang ia baca pada
lembar jawaban. Speprti sontoh berikut ini:
Guru membacakan pertanyaan berikut:
يتبادل المسلمون التهاني في الأعياد:
هذه العبارة تعنى . . .
Pertanyaan tersebut tidak tertulis di lembar jawaban siswa, namun
hanya diucapkan oleh guru kemudian siswa diminta untuk mendengar dan membacanya
lalu menjwabnya.
· يهنئ مسلمون كل
منهم الاخر
· يساعد المسلم
أخاه المسلم
· يلقي المسلم على
اخية المسلم التحية
b.
Dikte
dan mendengarkan (al-imla wa al-istima’)
Siswa diminta untuk mendnegarkan
sebuah teks berbahasa arab, kemudian didektekan dua atau satu kali pengulangan
dan siswa diminta untuk menulis apa yang ia dengar. Teks yang didektekkan bisa
diambil dari ayat-ayat al-Qur’an atau dari teks lain yang berbahasa Arab yang
sesuai dengan materi yang diujikan.
c.
Menyimak
dan ingatan (al-istima’ wa al-dzakirah)
Siswa di minta untuk mendengarkan
sebuah teks yang dibacakan oleh guru melalui tape kemudian siswa diminta untuk
menulis kembali teks tersebut dnegan menggunakan redaksi atau bahasa siswa.
Seperti contoh:
استمع
هذه الفقرة تحت الموضوع نزول القران ثم ضع علامة صواب أو خظأ
نزل
القران في اليلة القدر . . . . .
نزل
القران في أول رمضان. . . . .
ليلة
القدر خير من الف يوم. . . . . .
ليلة
القدر في بداية رمضان. . . . . .
ليس
الناس فيحاجة الى ليلة القدر. . . .
d.
Mengidentifikasi
bunyi
Siswa diminta untuk mendengarkan dan
mengidentifikasi bunyi bahasa tertentu yang ditentukan, seperti berikut ini:
استمع ثم اقرأ:
في سبيل الله شاهد عدل
في سبيل الحق شاهد حق
في سبيل الإسلام شاهد زور
e.
Membedakan
bunyi yang mirip
Siswa diminta untuk mendengarkan
rangkaian kalimat atau paragraph kemudian sisiwa diminta untuk membedakan dua
kata atau lebih yang memiliki bunyi yang mirip, seperti berikut:
استمع
ثم قل متشابه أو مختلف:
حامد حامد:
خبير حبير:
يوم نوم:
عيب غيب:
ناعب تاعب:
f.
Mengungkapkan
kembali
Siswa diminta untuk mendengarkan
teks tertentu, kemudia diminta mengungkapkan kembali apa yang telah
diperdengarkan dengan bahasa mereka sendiri, seperti:
اكتب
العبارة التى تسمعها:
1.
...........................
2.
...........................
3.
...........................
Dari contoh tes pengukuran maharah
istima’ bahasa Arab di atas yang sering digunakan adalah jenis mendengarkan
teks;baik berupa teks narasi atau teks dialog, kemudia siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan yang akan mengukur kemampuan memahami teks yang didengarkannya.
C.
Teknik
Pembelajaran Istima’
Pembelajaran menyimak ada dua macam,
yaitu:
1.
Mendengar
intensif. Caranya sama dengan membaca intensif, dan bertujuan untuk melatih
siswa mendengarkan beberapa unsure bahasa. Sebagai bagian dari program bahasa
Arab, juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk menyerap isi
teks yang di dengar secara langsung. Mendnegar secara intensif ini harus
dilakukan di bawah pengawasan guru secara langsung.
2.
Mendengar
secara luas bertujuan untuk mendengarkan kamebali materi yang sudah disampaikan
guru kepada siswa, tapi dalam bentuk baru atau model baru yang berkaitan dengan
kosakata atau struktur yang belum dikuasai oleh siswa.
Teknik yang dipakai dalam
pembelajaran menyimak ada beberapa macam, antara lain:
a)
Menyimak
lagu
Tujuannya adalah siswa dapat memahami dan memaknai teks yang
dinyanyikan dnegan cepat, cermat dan tepat. Siswa mendnegarkan lagu yang
diputar sambil memahami makna lagu tersebut.
b)
Menyimak
berita
Siswa mendengarkan radio / TV, tujuannya adalah siswa dapat
memahami dam memaknai berita dengan cermat.
c)
Menyimak
pidato
Siswa mampu mendnegarkan pidato baik secara langsung maupun kaset.
Konsentrasi siswa tetap utuh walupun dalam waktu yang lama.
d)
Menyimak
debat
Siswa dapat menyimak sebuah perdebatan yang ditunjukkan melalui
penyimpulan kelompok mana yang paling bagus penampilannya ditinjau dari
kedalaman isi, keruntutan bahasa dan tingkat komunikatifnya.
e)
Menyimak
iklan
Siswa dapat memilih iklan yang mereka senangi berdasarkan pemahaman
teks iklan TV atau radio dengan tepat, cermat dan cepat.
f)
Menyimak
informasi di stasiun/pelabuhan/bandara/terminal
Siswa dapat memahami maksud informasi lisan ditempat umum dnegan
cepat, cermat dan tepat.
g)
Menyimak
cerita
Siswa mendengarkan cerita yang diputar, sehingga dapat memaknai isi
cerita dnegan tepat dan cermat.
h)
Menyimak
keluh kesah
Siswa dapat memberikan saran atau solusi tentang keluh kesah teman
atau orang lain secara cermat dan tepat setelah mendengarkan keluh kesah teman
yang lain.
i)
Menyimak
berantai
Siswa mendnegarkan informasi yang disampaikan teman kemudian
menyampaikan informasi yang didengarnya kepada sebelahnya secara berantai atau
kelompok.
SUMBER:
Suyatno. 2004. Teknik
Pembelajaran Bahasa dan Satra. Surabaya: SIC.
H. Ahmad Izzan. 2009. Metodologi Pembelajaran
Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.
Abdul Hamid. 2010. Mengukur
Kemampuan Bahasa Arab. Malang: UIN Maliki Press.
Abdur
Rahman Bin Ibrahim Fauzan. 1428H. durus al-daurao al-Tadribiyah Limu-‘alimi
lighah al-arabiyah lighoiri nathiqina Biha. I’dad mauqiq ruhul islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar