PENGUMPULAN DATA NON TES
(Performent Asseesment, Analisis Dokumen, Anecdotal Ricord, Check List)
A. Teknik Pengumpulan Data Non Tes
1. Peforment
Assesment
Performent assessment atau sering diartikan sebagai penilaian
kinerja. Menurut Trepeces (1999) mengartikan bahwa performent assesment adalah
berbagai macam tugas dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan
pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam serta keterampilan di
dalam berbagai macam konteks. Artinya, penilaian kinerja mangacu pada kemampuan
siswa baik psikomotor, afektif, maupun kognitif.[1]
Dengan demikian performent assessment
adalah suatu bentuk penilaian dengan memberikan tugas atau aktivitas tertentu
yang memiliki makna pendidikan kepada pesera didik.
Dalam suatu teknik pengumpulan data setiap
teknik selalu memiliki kelebihan dan kelemahannya. Berikut kelebihan dari
penilaian kinerja:
v Dapat memotivasi siswa agar aktif
v Menilai proses sebaik menilai hasil
v Membuat pembelajaran lebih bermakna dan
mudah dipahami siswa dari konsep abstrak ke konkrit.
v Penggunaan penilaian kinerja konsisten
dengan teori pembelajaran modern.
Kelemahan pada teknik penilaian kinerja, yaitu:
Þ Nilai bergantung pada hasil kerja
Þ Waktu terbatas
Þ Tidak semua materi pelajaran dapat dilakukan penilaian ini.
Þ Tidak semua siswa mempunyai minat yang sama
dalam proses kinerja pada topic tertentu.
Langkah-langkah
dalam menyusun Performent assessment, sebagai berikut:[2]
·
Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang
akan mempengaruhi hasil akhir yang terbaik
·
Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan
diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik
·
Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur
tidak terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama
siswa melaksanakan tugas
·
Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan
kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik
produk yang dihasilkan;
·
Urutkan kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang
dapat diamati
·
Bila perlu, periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria kemampuan
yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
2. Dokumentary
Analysis
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajr
peserta didik tanpa menguji (teknik nontes) juga dapat dilengkapi atau
diperkaya dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen, misalnya;
a)
Dokumen yang memuat informasi mengenai riwayat hidup (biografi), memuat;
Kapan
dan dimana ia dilahirkan, menganut agama apa,kedudukan anak di dalam keluarga
dll
b)
Sejak kapan di terima sebagai siswa
c)
Dari mana sekolah asalnya
d)
Apakah pernah meraih kejuaraan
e)
Apakah pernah tidak naik peringkat
f)
Keterampilah khas yang di milikinya dll
Selain itu,
dokumen juga memuat informasi mengeni orang tua didik (biodata lengkap), juga
dokumen yang memuat tentang lingkungan nonsosial, seperti;
a)
Kondisi bangunan rumah
b)
Ruang belajar
c)
Sumber oemenuhan kebutuhan air sehari-hari dan sebagainya
Berbagi
informasi, baik mengenai peserta didik, orang tua, dan lingkungannya itu bukan tidak
mungkin pada saat-saat tertentusangat diperlukan sebagai bahan pelengkap bagi
pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didiknya.
Informasi-informasi seperti diatas dapat di rekam melalui dokumen berbntuk
formulir atau blanko isian,yang harus diisi pada saat peserta didik untuk
pertama kali diterima sebagai siswa di sekolah yang bersangkutan.
Dari uraian
diatas dapatlah di pahami bahwa dalam rangka evalusi hasil belajar peserta
didik, evaluasi itu tidak harus semata-mata dilakukan dengan menggunakan alat
ukur berupa tes-tes hasil belajar. Teknik-teknis nontes juga menempati
kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar, lebih-lebih
evaluasi yang berhubungan dengan kondisi psikologi peserta didik, seperti
persepsinya terhadap pelajaran tertentu, tingkah lakunya, minat bakatnya dan
sebagainya, yang mana kesemuanya itu tidak mungkin di evaluasi dengan
menggunakan tes sebagi alat pengukurnya.
Mengingat bahwa
evaluasi hasil belajar yang paling sering dilakukan di sekolah adalah dengan menggunakan tes hasil
belajar, maka pembicaraan lebih lanjut akan di bahas pada bab-bab selanjutnya
akan difokuskan kepada hal-hal yang berkaitan dengan tes hasil belajar tersebut.
3. Anecdotal Record
Alat untuk mencatat gejala-gejala khusus
atau luar biasa menurut urutan kejadian, catatan dibuat segera setelah
peristiwa terjadi. Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya,
buka pendapat pencatat tentang kejadian tersebut.
Keuntungan dari anecdotal record, sebagai
berikut:
·
Catatan ini menggambarkan perilaku individi, biasanya
dalam berbagai situasi yang berbeda, sehingga dapat menyumbangkan pemahaman
yang lebih besar tentang kepribadian individu tersebut.
·
Catatam tentang perilaku yang jelas akan menghasilkan
pemahaman yang lebih tepat mengenai subyek, daripada generalisasi yang tidak
jelas, terlalu luas dan tidak dilengkapi bukti yang kuat.
·
Catatan ini mendorong guru untuk tertarik dan
mendapatkan informasi tentang individu.
·
Catatan ini melengkapi data kuantitatif dan memperkaya
penafsiran perilaku.
Adapun kelemahan dari anecdotal record, yaitu:
·
Catatan ini dapat berguna hanya jika penggambaran
pengamatannya akurat dan komperehensif
·
Catatan ini bisa menciptakan masalah serius bagi
personel sekolah berkaitan dengan undang-undang yaitu (Undang-Undang dan
Privasi Pendidikan Keluarga 1974) yang diciptakan untuk melindungi hak privasi
siswa. Pencatatan data tentang orang tua atau anak dapat berdampak sangat
berbahaya.
·
Beberapa kejadian yang dialami subyek seharihari
cenderung manjadi bahan observasi dan dicatat. Kejadian ini menimbulkan kesan
tentang subyek itu diluar proporsi kepentingannya.
·
Pencatatan dna penggambaran perilaku yang tidak
representative mungkin akan mempengaruhi perilaku individu yang lain.
·
Catatan anecdotal banyak memakan waktu dalam penulisan
dan pemrosesannya. Hal ini jelas menambah beban konselor, guru dan petugas
sekolah.
4. Check list
Chek list pada dasarnya memiliki kemiripan dengan rating scale.
Perbedaannya terletak pada esensi penggunaannya. Dalam rating scale esensinya
adalah untuk menentukan derajat atau peringkat dari suatu unsur, komponene,
karakteristik, baik dalam bandingannya suatu kriteria tertentu maupun
dibandingkan dengan anggota kelompok yang lain. Sedangkan check list esensinya
adalah untuk menyatakan ada atau tidak adanya suatu unsur, komponen,
katakteristik, atau kejadian dalam suatu peristiwa, tugas atau satu kesatuan
yang kompleks. Jadi dalam check list pengamatan hanya dapat menyatakan ada atau
tidak adanya suatu hal yang sedang diamati, bukan memberi peringkat atau
derajat kualitas pada hal tersebut.
Check List sangat bermanfaat untuk mengukur hasil belajar, baik
yang berupa produk maupun proses yeng dapat diperinci kedalam komponen-komponen
yang lebih kecil, terdevinisi secara operasional dan sangat spesifik.
Check list terdiri dari dua komponen, yakni :
Ø Komponen yang
akan diamati, dan
Ø Tanda yang
menyatakan ada atau tidak adanya komponen tersebut selama observasi dilakukan.
Contoh
dibawah ini merupakan check list untuk mengukur kemampuan hubungan
interpersonal siswa disekolah dasar kelas satu dan dua.
Check
List Hubungan Interpersonal
Petunjuk: Berilah tanda cek (3) di tempat yang telah disediakan dalam tabel untuk setiap pernyataan yang disajikan.
Tabel
2
Cuplikan
check List Hubungan Interpersonal
No.
|
Aspek
yang diamati
|
Cek
|
1
|
Menyatakan
rasa gembira secara lisan
|
|
2
|
Meniru
tingkah laku orang dewasa
|
|
3
|
Meniru
kata-kata orang dewas
|
|
4
|
Memiliki
kelompok yang akrab
|
|
5
|
Mengucapkan
rasa simpati pada orang yang kesusahan
|
|
6
|
Memperlihatkan
keingina untuk menyenangkan orang lain
|
|
7
|
Menyapa orang
lain dengan ramah
|
|
Contoh diatas
merupakan check list yang keseluruhannya bersifat positif, artinya semakin
banyak komponen yang ada semakin baik pula hibingan interpersonal yang dimiliki
oleh pesrta didik. Sebaliknya jika komponen yang diamati bersifat negatif, maka
semakin banyak komponen yang diamati maka semakin kurang baik pula hubungan
interpersoanal yang dimiliki peserta didik.
1. Kelebihan Check List
a)
Sangat fleksibel untuk mengecek kemampuan dalam semua jenis dan
tingkat hasil belajar serta semua mata pelajaran..
b)
Mutu chek list akan sangat tergantung pada kelengkapan dan
kejelasan komponen yang akan dinyatakan dalam daftar.
c)
Terkadang hanya dengan daftar cek yang sederhana dan singkat saja
sudah dapat diambil kesimpulan untuk karakteristik tertentu dari pesrta didik.
2. Kekurangan Chek List
d)
Membutuhkan waktu yang lama
e)
Membutuhkan tenaga yang ekstra
[1] Onizuka’s blog, “Asesmen Kinerja
(Performance Assessment),” artikel diakses pada
Tanggal 30 November 2010 dari http://onizuka87.wordpress.com/2010/11/30/a-sesmen-kinerja-performance-assesment/
[2] Akbar Iskandar, “Penilaian Kinerja,” artikel diakses
pada Tanggal 6 Mei 2011 dari http:// http://akbar-iskandar.blogspot.com/2011/05/penilaian-kinerja.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar