A.
Pengertian
Qiraah
Kata Qira’ah berasal dari akar kata qoro’a-yaqro’u, qiro’atan
yang artinya membaca, bacaan. Secara
bahasa, kata ini berasal dari ayat pertama dari salah satu surat yang
terdapat dalam Al-Qur’an, yakni iqro. Kata “iqro” dalam ayat tersebut
adalah “fi’il amar” yang mengandung arti perintah untuk membaca.
Ada beberapa alasan yang mengharuskan untuk selalu dan gemar
membaca, antara lain:
·
Membaca
sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan
·
Membaca
merupakan sarana pergaulan
·
Membaca
merupakan salah satu sarana hiburan
·
Membaca
dapat menjadi sarana mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa.
·
Membaca
sebagai sarana koreksi diri.
Membaca adalah aktivitas memahami, menafsirkan, mengingat, lalu
yang terakhir adalah menuliskan kembali berdasarkan analisis fikiran kita
sendiri.
Sutrisno menyatakan bahwa ada kebiasaan yang kurang baik yang
sering dilakukan sampai dewasa ketika sedang membaca, yaitu:
1.
Vokalisai
Membaca
dengan bersuara, sangat memperlambat membaca karena mengucapkan kata demi kata
dengan lengkap.
2.
Gerakan
Bibir
Menggerakkan
bibir sewaktu membaca, sekalipun tidak mengeluarkan suara, sama lambatnya
dengan membaca bersama. Kecepatan membaca bersuara ataupun dnegan gerakan bibir
hanya seperempat dari kecepatan membaca diam.
3.
Menunjuk
dengan jari
Untuk
menunjuk agar tidak ada kata-kata yang terlewati, maka kita melakukan dengan
bantuan jari atau pensil untuk menunjuk kata demi kata. Cara tersebut
sebenarnya harus kita tinggalkan, karena tidak member kepercayaan kepada mata
dan otak. Selain itu, akan memperlambat kita dalam membaca.
4.
Regresi
atau mengulang
Kebiasaan
selalu kembali ke belakang untuk melihat kata yang baru dibaca itu menghambat
keseriusan dalam membaca.
5.
Gerakan
kepala
Menggerakkan
keplaa pada saat membaca sangatlah menghambat kita dalam membaca, karena harus
menggerakkan kepla ke kiri dan ke kanan.
B.
Tes
Kemampuan Membaca
Maharah qira’ah merupakan kegiatan yang penting dan sangat
menunjang dalam memahami segala informasi, melalui membaca dan memahami isi
wacana. Tujuan dari penyelenggaraan tes qiro’ah ini adalah untuk mengetahui dan
mengukur tingkat kemampuan untuk memahami bahan bacaan.
Menurut Djiwandono, sasaran utama tes kemampuan membaca adalah:
a)
Mengucapkan
bahasa sesuai dengan penutur asli
b)
Mengidentifikasi
makna, baik denotative maupun konotatif
c)
Memahami
isi bacaan
d)
Mengurai
makna yang terkandung dalam teks
Ada beberapa kompetensi dasar dalam kegiatan membaca yang dapat
diintegrasikan, yaitu:
·
Membaca
dengan lancar, cermat dan tepat, dll
·
Menentuka
arti kosakata dalam konteks kalimat tertentu
·
Menemukan
fakta tersurat dalam teks
·
Menemukan
makna tersirat dalam teks
·
Menemukan
ide pokok dalam paragraph
·
Menemukan
ide penunjang dalam paragraph
·
Menghubungkan
ide-ide yang terdapat dalam bacaan
·
Menangkap
pesan sebuah bacaan dengan tepat
·
Mengomentari
dan mengkritisi bacaan
Adapun beberapa aspek-aspek yang dinilai saat mengukur maharah
qira’ah, antara lain:
a)
Pemahaman
(kata, frase, kalimat, paragraph, isi cerita, global, mengkritisi makna
tersirat)
b)
Gaya
membaca
c)
Nahwu
dan sharaf
d)
Kelancaran
e)
Mengkritisi
wacana
f)
Jeda
g)
Pelafalan
Ada
beberapa tes untuk mengukur kemampuan qira’ah, sebagai berikut:
a)
Tes,
misalnya dengan tes tulis, seperti:
·
MCQ
(multiple choice question)
·
Menjodohkan
·
Essay
·
Benar-salah
·
TTS
·
Jawaban
singkat
b)
Non
tes, misalnya:
·
Cerpen
·
Puisi
·
Baca
berita
·
Baca
Koran/majalah/novel
·
Membaca
kitab kuning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar