PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENGGUNAAN METODE TPR (TOTAL PHYSICAL RESPON) UNTUK MENINGKATKAN
MAHARAH KALAM SISWA KELAS XI BAHASA SMA “AL-ISLAM” KRIAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
OLEH
NUR RISMA AMALIYAH (D72211069)
GURU NARASUMBER:
M. AGUS PURWANTO S.Pd.
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN BAHASA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2013
A.
Latar
Belakang
Dalam
dunia pendidikan, bahasa berperan aktif dalam pembelajaran. selain berperan
aktif, bahasa juga digunakan sebagai mata pelajaran wajib bagi siswa. Mengingat
betapa signifikannya bahasa di dunia ini terlebih bahasa Arab. Namun faktanya,
masih banyak orang-orang terlebih para siswa yang kurang tahu akan pentingnya
bahasa Arab untuk dipelajari dan difahami. Selain itu, kurangnya akan minat dan
motivasi siswa dalam mempelajari bahasa Arab.
Motivasi
adalah hal terpenting yang harus dimiliki oleh siswa, karena apabila siswa
tidak memiliki motovasi dalam belajar, akan menimbulkan siswa akan sulit
memahami materi yangdipelajarinya, dan begitu sebaliknya. Jika siswa memiliki
motivasi yang tinggi dalam suatu pelajaran, maka siswa tersebut akan lebih
mudah atau cepat paham terhadap materi yang dipelajarinya.
Dalam
proses pembelajaran bahasa Arab di kelas XI Bahasa SMA “AL-ISLAM” KRIAN, siswa
kesulitan dalam berbicara maupun menulis dalam bahasa Arab. Dimana siswa kelas
XI kebanyakan siswa yang masuk pada jurusan bahasa ini bukan alumni/pernah
belajar di pondok pesantren. Sehingga kebanyakan siswa lemah dalam keterampilan
produktif, sehingga mereka cenderung pasif di kelas, hanya mendengarkan guru
saja dan terkadang bergurau sendiri. Hal itu terjadi, karena guru dalam hal
menerangkan materi pelajaran menggunakan metode yang kurang efektif dan hanya
menggunakan metode ceramah saja.
Dalam bahasa arab terdapat empat ketrampilan
(مهارة)
yang harus dikuasai oleh murid yaitu ketrampilan menulis (الكتابة), membaca (القراءة),
berbicara (الكلام), dan mendengar (الاستماع). Akan tetapi kebanyakan dari guru Bahasa
Arab hanya menitik beratkan pada kemampuan menulis (الكتابة) dan membaca (القراءة) saja. Padahal tujuan utama dari
pengajaran Bahasa Arab adalah agar siswa mampu berbicara dalam percakapan
sehari-hari dengan berbahasa Arab, baca Al-Quran dan doa-doa. Maka dari itu
pada pelajaran Bahasa Arab pertama-tama harus dimulai dengan bercakap-cakap (المحادثة)
dengan menggunakan Bahasa Arab.
Oleh karena itu, penulis berusaha mencari
solusi untuk mengatasi problematika yang terjadi. Dalam hal ini, penulis akan
menyampaikan penggunaan metode Total Physical Respon (TPR) yang diterapkan
untuk meningkatkan maharah kalam siswa kelas XI Bahasa di SMA “AL-ISLAM” KRIAN.
B.
Identifikasi
Masalah
Dalam
proses pembelajaran pada materi bahasa Arab sebagian besar siswa kelas XI
Bahasa SMA “AL-ISLAM” Krian mengalami kesulitan dalam materi tersebut. Penulis
mengidentifikasi beberapa masalah yang terjadi, sebagai berikut:
1.
Rendahnya
kemampuan berbicara siswa
2.
Belum
ditemukan strategi/metode pembelajaran yang tepat
3.
Metode
yang digunakan bersifat konvensional
4.
Rendahnya
motivasi siswa terhadap pelajaran bahasa Arab.
5.
Rendahnya
prestasi siswa pada mata pelajaran bahasa Arab
6.
Rendahnya
kemampuan kitabah siswa
C.
Analisis
Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah yang telah penulis uraikan, bahwasannya penulis melakukan
pembatasan masalah, yakni penulis lebih menitikberatkan serta membahasa masalah
mengenai keterampilan berbicara siswa dalam bahasa Arab. Berdasarkan latar
belakang diatas, bahwasannya keterampilan berbicara sangat penting dalam suatu
pembelajaran bahasa khusunya bahasa asing (bahasa Arab) yang sedang dipelajari.
Sehingga penulis mengangkat judul “Penggunaan Metode TPR (total physical
respon) Untuk Meningkatkan Maharah Kalam Siswa Kelas XI Bahasa SMA “AL-ISLAM”
KRIAN Tahun Pelajaran 2013/2014”
D.
Rumusan
Masalah
Sesuai
dengan latar belakang msalah yang telah penulis uraikan diatas, maka
permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1.
Apakah
penggunaan metode TPR (total physical respon) dapat meningkatkan maharah kalam siswa
kelas XI Bahasa SMA “AL-ISLAM” KRIAN ?
2.
Bagaimana
pengaruh penggunaan metode TPR (total physical respon) terhadap maharah kalam siswa
kelas XI Bahasa SMA “AL-ISLAM” KRIAN ?
3.
Sejauh
manakah keterampilan kooperatif siswa kelas XI Bahasa dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode TPR (total physical respon) ?
E.
Alternatif Penyelesaian Masalah
Untuk
mengetahui masalah kesulitan siswa dalam meningkatkan keterampilan berbicara
(maharah kalam) siswa, dapat dilakukan dengan menggunakan metode TPR (total
physical respon). Oleh karena itu,
penulis merumuskan hipotesis tindakan “metode TPR (total physical respon)”
dapat meningkatkan maharah kalam siswa.
Indikator
keberhasilan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan
berbicara (maharah kalam) siswa yang diukur melalui pre test atau post test
ataupun pada proses pembelajaran.
F.
Tujuan
Penelitian
Penelitian
ini dilakukan dengan maksud untuk mengatasi kesulitan siswa sekaligus membantu
siswa kelas XI Bahasa SMA “AL-ISLAM” KRIAN dalam meningkatkan maharah kalam.
Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1.
Peningkatan
dan pemahaman siswa pada maharah kalam yang dicapainya setelah menyelesaikan
proses pembelajaran.
2.
Interaksi
belajar siswa di dalam kelas selama kegiatan berlangsung.
3.
Tanggapan
siswa terhadap penggunaan metode TPR (total physical respon) dalam pembelajaran
bahasa Arab.
4.
Menganalisis
penerapan metode TPR sehingga dapat meningkatkan maharah kalam pada siswa kelas
XI Bahasa.
G.
Manfaat
Hasil Penelitian
Adapun
manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.
Bagi
guru, merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang professional
serta meningkatkan profesionaliame guru.
2.
Bagi
siswa, dapat meningkatkan maharah kalam siswa dan memberikan perasaan senang
atau motivasi tinggi terhadap meteri pelajaran karena dikemas dalam bentuk
metode yang menyenangkan
3.
Bagi
sekolah, dapat menjadi bahan acuan dalam menyususn rencana dan melaksanakan
pembelajaran menggunakan metode pembelajaran yang sesuai. Dan sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan langkah-langkah penggunaan modul khususnya
pembelajaran bahasa Arab serta materi pelajaran lain pada umumnya
H.
Hipotesis
Tindakan
Hipotesis
tindakan dalam penelitian tindakan adalah sebagai berikut:
1.
Penggunaan
metode TPR (total physical respon) dapat meningkatkan maharah kalam pada siswa
kelas XI Bahasa SMA “Al-ISLAM” KRIAN.
2.
Penggunaan
metode TPR (total physical respon) berpengaruh pada peningkatan maharah kalam siswa
kelas XI Bahasa SMA “Al-ISLAM” KRIAN.
3.
Keterampilan
kooperatif siswa kelas XI Bahasa muncul lebih banyak dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode TPR (total physical respon).
I.
Definisi
Operasional
Variabel
agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan
hal-hal sebagai berikut:
1.
Metode
TPR (total physical respon)
Adalah suatu
metode pembelajaran yang didasarkan pada koordinasi antara ujaran dan tindakan.
Metode bertujuan agar siswa mampu berkomunikasi dengan penutur asli dengan
tidak ada rasa malu atau segan.
2.
Maharah
Kalam
Maharah kalam
yaitu kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada
lawan bicara.
J.
Kajian
Pustaka
1.
Pengertian
Metode
Metode
adalah rencana menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara
teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dengan yang lain. Adapun yang
dimaksud metode pengajaran menurut Abu Bakar Muhammad (1981) adalah sebagai
suatu aturan yang dilalui oleh guru di dalam menyampaikan pelajarannya, agar
dapat sampai pengetahuan itu kepada pikiran siswa dengan bentuk yang baik untuk
mencapai tujuan pendidikan
Metode dalam pembelajaran banyak sekali jenisnya, karena
metode dipengaruhi oleh beberapa factor :
1) Tujuan yang beragam jenis dan
fungsinya
2) Peserta didik yang beragam tingkat
kematangannya
3) Situasi yang beragam keadaannya
4) Fasilitas yang beragam kualitas dan
kuantitasnya
5) Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya
yang berbeda-beda
Dalam
penggunaan metode selain kesesuaian dari materi seorang guru harus menyesuaikan
dengan kondisi dan suasana kelas, jumlah kelas. Demikian juga tingkat
intelektual, perbedaan kesanggupan dan kecepatan. Dalam sebuah buku yang
berjudul Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Prof. Dr. Azhar Arsyad (2002 :
24) mencatat ada enam unsur dasar dari suatu metode, yaitu :
a)
Authority, yaitu adanya semacam ثقة dari seorang guru,
membuat murid yakin dan percaya pada dirinya sendiri.
b)
Infantilisasi, murid seakan-akan
seperti anak kecil yang menerima "authority" dari guru. Ilmu masuk
tanpa disadari seperti apa yang dialami oleh seorang anak kecil.
c)
Dual komunikasi, yaitu komunikasi
verbal dan non verbal yang berupa rangsangan semangat dari keadaan ruangan dan
dari kepribadian seorang guru.
d)
Intonasi, guru menyajikan materi
pelajaran dengan tiga intonasi yang berlainan.
e)
Rhythm, yaitu pelajaran membaca
dilakukan dengan irama, berhenti sejenak di antara kata-kata dan rasa yang
disesuaikan dengan nafas irama dalam.
f)
Keadaan Pseudo-Passive, keadaan
murid rileks tetapi tidak tidur sambil mendengar irama musik.
2.
Metode
TPR (Total Physical Respon)
Menurut
Richards J, TPR didefinisikan “a language teaching method built around the
coordination of speech and action; it attempts to teach language through
physical (motor) activity”. Metode TPR (total physical respon) merupakan
suatu metode pembelajaran bahasa yang disusun pada koordinasi perintah (command),
ucapan (speech), dan gerak (action); dan berusaha untuk mengajarkan bahasa
melalui aktivitas fisik (motor).
Metode ini dikembangkan
oleh seorang professor psikologi di Universitas San Jose California yang
bernama Prof. Dr. James J. Asher yang telah sukses dalam pengembangan metode
ini pada pembelajaran bahasa asing pada anak-anak. Ia berpendapat bahwa
pengucapan langsung pada anak atau siswa mengandung suatu perintah, dan
selanjutnya anak atau siswa akan merespon kepada fisiknya sebelum mereka
memulai untuk menghasilkan respon verbal atau ucapan.
Total Physical Response (TPR) adalah sebuah metode
pembelajaran yang diperkenalkan pada tahun 1980. Metode yang merupakan adopsi
dari cara anak kecil belajar bahasa, yaitu dengan cara mendengarkan kalimat
perintah. TPR mempunyai prinsip belajar dengan menggerakkan anggota tubuh. Sama
dengan ketika seorang anak belajar bahasa pertama dimana mereka mendapat
sejumlah perintah dari orang tua mereka. Kemudian ia melakukan perintah
tersebut. Tujuan dari
pembelajaran dengan menggunakan metode ini adalah untuk mengajarkan kemampuan
berbicara agar siswa mampu berkomunikasi dengan penutur asli dengan tidak ada
rasa segan atau malu.
Siswa dalam TPR mempunyai
peran utama sebagai pendengar dan pelaku. Siswa mendengarkan dengan penuh
perhatian dan merespon secara fisik pada perintah yang diberikan guru baik
secara individu maupun kelompok. Dalam hal ini, TPR menganggap bahwa seseorang
belajar dengan baik ketika dia secara aktif terlibat dan memahami apa yang dia
dengar (Haynes, 2004; Larsen-Freeman, 1986; Linse, 2005).
Beberapa contoh kalimat perintah dalam proses belajar
mengajar menggunakan TPR, misalnya: افتح كتبك ! ، افتح
فمك ! , tunjuk mana ustad!,
close your eyes!, close the door!, dan lain-lainnya.
Dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan metode TPR ini banyak sekali kegiatan yang dapat
dilakukan oleh guru dan siswa, antara lain:
1.
Latihan dengan menggunakan
perintah, merupakan kagiatan utama yang dilakukan guru didalam kelas dari meode
TPR. Latihan berguna untuk memperoleh gerakan fisik dan aktivitas dari siswa
2.
Dialog atau percakapan
(hiwar)
3.
Bermain peran (role play),
dapat dipusatkan pada kegiatan sehari-hari seperti di sekolah, di rumah, di
pasar, dll.
4.
Presentasi dengan bantuan
OHP atau LCD
TPR dapat digunakan untuk
mengajar dan melatih beberapa hal seperti:
1.
Kosa kata yang berhubungan
dengan tindakan (misalnya tersenyum, memotong, sakit kepala, menggeliat, dll)
2.
Tata bahasa, termasuk
aspek-aspek masa lampau/sekarang/akan datang dan yang terus menerus/berlanjut
(setiap pagi saya membersihkan gigiku, saya merapikan tempat tidurku, saya
makan pagi)
3.
Kelas bahasa (buka bukumu)
4.
Perintah
5.
Bercerita
Metode TPR ini memiliki
kelebihan dan kelemahan, kelebihannya yaitu; metode ini bersifat menyenangkan,
dapat membuat siswa menjadi aktif dikelas, metode ini dapat digunakan dalam
kelas besar maupun kecil, serta metode ini melibatkan pembelajaran otak kiri
dan otak kanan. Sedangkan kelemahannya yaitu; metode ini hanya efektif bagi
pemula dan tidak cocok untuk materi membaca (qiro’ah) dan menulis (kitabah).
3.
Keterampilan
Berbicara (Maharah Kalam)
Maharah
al-kalam adalah kemampuan mengungkapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide,
pendapat, keinginan, atau perasaan kepada lawan bicara. Dalam makna yang lebih
luas, berbicara merupakan suatu system tanda-tanda yang dapat didengar dan
dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk
menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Secara
umum, maharah al-kalam bertujuan agar mampu berkomunikasi lisan secara baik dan
wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara baik dan wajar mengandung arti
menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang sosial dapat diterima.
Berbicara mempunyai aspek komunikasi dua arah
yaitu pembicara dan yang diajak bicara atau pendengar secara timbal balik. Dengan
demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh kemampuan mendengarkan,
kemampuan mengucapkan, dan penguasaan kosa kata serta ungkapan yang
memungkinkan siswa dapat mengungkapkan maksud dan fikirannya.
Faktor lain yang penting dalam menghidupkan
kegiatan berbicara adalah keberanian siswa dan perasaan akan tidak takut salah.
Oleh sebab itu, seyogyanya guru memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa
supaya berani berbicara walaupun beresiko salah.
Pada tahap permulaan latihan berbicara dapat
dikatakan serupa dengan menyimak, akan tetapi tujuan akhir keduanya berbeda.
Latihan berbicara menekankan kemampuan ekspresi atau mengungkapkan pesan ide
pikiran kepada orang lain. Sedangkan menyimak adalah kemampuan memahami apa
yang disimak. Keduanya merupakan syarat mutlak bagi sebuah komunikasi lisan
yang efektif secara timbal balik.
Pembelajar
bahasa perlu menyadari bahwa keterampilan berbicara melibatkan tiga bidang
pengetahuan, yaitu:
1. Mekanik (pengucapan, tata bahasa, dan kosa kata);
penggunaan kata-kata yang sesuai dengan susunan dan pengucapan yang benar.
2. Fungsi (transaksi dan interaksi); mengetahui kapan pesan
yang jelas diperlukan (transaksi atau pertukaran informasi) dan kapan pemahaman
yang tepat tidak diperlukan (interaksi atau membangun hubungan).
3. Norma atau aturan sosial budaya (pengalihan pembicara,
kecepatan berbicara, lamanya berhenti antar pembicara, peran aktif pembicara);
pemahaman tentang siapa yang berbicara kepada siapa, dalam situasi yang
bagaimana, tentang apa, dan untuk apa.
Adapun model-model tadribaat pada kalam
yaitu;
·
menjawab pertanyaan
·
melakukan kegiatan hiwar/percakapan sesuai
contoh
·
tanya jawab bersama teman-teman
·
menghafalkan model dialog
·
diskusi, dll.
K.
Metode
Penelitian
I.
Jenis
Penelitian
Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research), karena
penelitian dilaksanakan untuk memecahkan suatu permasalahan pembelajaran di
kelas. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu tehnik pembelajaran yang diterapkan, dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai dengan peningkatan pada unsur desain untuk
memungkinkan diperolehnya gambaran keefektifan tindakan yang dilakukan dan
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di
kelas secara berkesinambungan.
Dalam
penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Siklus akan dihentikan apabila
kondisi kelas sudah stabil dalam hal ini guru sudah mampu menguasai
keterampilan belajar yang baru dan siswa sudah terbiasa dengan metode TPR
(total physical respon) serta data yang ditampilkan di kelas sudah jenuh dalam
arti sudah ada peningkatan keterampilan berbicara siswa . Model penelitiannya
menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart, alur penelitiannya adalah:
II. Kehadiran Peneliti
Pada
penelitian ini, peneliti sebagai guru dan merencanakan kegiatan berikut:
1. Menyusun rencana program pembelajaran.
2. Mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan
pembelajaran dan wawancara untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru di kelas.
3. Melaksanakan rencana program pembelajaran yang telah
dibuat.
4. Melaporkan hasil penelitian.
5. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMA
“AL-ISLAM” KRIAN Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.
III. Data dan Sumber
1. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berbicara
siswa yang diperoleh dengan mengamati pemaparan hasil diskusinya dengan
kelompok masing-masing. Data untuk hasil penelitian diperoleh berdasarkan
lancarnya kecakapan berbicara atau test lisan.
2. Sumber data penelitian adalah siswa kelas XI Bahasa SMA
“AL-ISLAM” KRIAN yang berjumlah 37 siswa sebagai obyek penelitian.
3. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan tehnik sebagai berikut:
·
Wawancara
Wawancara awal
dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Dan bertanya kepada
guru dan siswa mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan metode TPR
(total physical resppon).
·
Angket
Angket
merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait
dengan respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran dengan
menggunakan metode TPR (total physical resppon).
·
Observasi
Observasi
dilaksanakan dan difokuskan pada pengamatan untuk memperoleh data kemampuan berbicara
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Observasi dilakukan oleh 2
orang.
·
Test
Test
dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang
diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk test lisan
karena bertujuan untuk mengetahui perkembangan keterampilan berbicaranya.
IV. Tahapan-tahapan Penelitian
Berdasarkan
observasi awal proses pembelajaran yang dilakukan dengan metode TPR (total
physical respon). Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap
siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
· Siklus I
1.
Perencanaan
Persiapan yang
akan dilakukan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini adalah:
ü Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang direncanakan dalam PTK
ü Menyiapkan lembar kerja siswa dan pertanyaan-pertanyaan
dari tema yang telah ditentukan.
ü Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan, misalnya
berupa kertas plano, spidol warna, dan alat perekat.
ü Menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa, lembar
angket respon siswa, dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan
metode TPR.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada penelitian ini
adalah:
ü Melaksanakan kegiatan-kegiatan (kegiatan pendahuluan dan
kegiatan inti) sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam
pelaksanaan penelitian, guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa
dibimbing untuk berbicara/mengungkapkan buah pikirannya secara aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan dengan metode TPR (total physical respon). Adapun
langkah-langkah yang dilakukan disesuaikan dengan skenario pembelajaran.
ü Kegiatan penutup. Yaitu dengan guru memberikan nasihat
atau penghargaan kepada siswa yang telah berhasil mencapai kriteria keberhasilan tertentu.
3. Observasi
Dilakukan selama proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan mencata
kejadian-kejadian yang tidak terdapat dalam lembar observasi dengan membuat
lembar catatan lapangan. Hal-hal yang diamati selama proses pembelajaran
berlangsung adalah kegiatan pembelajaran dan aktivitas guru maupun siswa selama
pelaksanaan pembelajaran.
4. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti bersama guru
melakukan evaluasi dari pelaksanaan tindakan pada siklus I yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus berikutnya. Jika
hasil yang diharapkan belum tercapai maka dilakukan perbaikan yang dilaksanakan
pada siklus kedua dan seterusnya.
·
Siklus II
Rencana tahapan penelitian siklus II
dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan perbaikan terhadap pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I. Tahapan tindakan siklus II mengikuti atau sama
seperti pada tahapan tindakan siklus I.
L.
Jadwal
Penelitian
No.
|
Hari
dan tanggal
|
Kegiatan
|
1.
|
31
Oktober 2013
|
Izin untuk penelitian
|
2.
|
2
November 2013
|
Wawancara dengan guru bahasa Arab
|
M.
Daftar
Pustaka
Arsyad,
Azhar. 2003. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. (Yogyakarta: Pustaka
Belajar).
Hermawan,
Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya).
Mustofa,
Bisri. 2012. Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. (Malang:
UIN MALIKI PRESS).
Rosyidi,
Abd Wahab. 2011. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab.
(Malang: UIN MALIKI PRESS).
Tarigan,
Heri Guntur. 1994. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
(Bandung: Angkasa).
N.
Dokumentasi
·
Lampiran
1
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU
BAHASA ARAB
KELAS XI BAHASA SMA “AL-ISLAM”
KRIAN
Peneliti : Assalamu’alaikum ust…Kaifa halukum??
Guru : Wa’alaikum salam wr.wb. Alhamdulillah
kuntu bil khoir.
Peneliti : Di sini kami ingin bercakap-cakap dengan
ust mengenai pembelajaran bahasa Arab di SMA “AL-ISLAM” Krian ini, sekalian
kami ingin belajar dari ust bagaimana cara mengajar Bahasa Arab yang benar.
Guru : Oh yaa, silakan, saya senang jikalau
ada mahasiswa yang berkeinginan mengetahui hal itu.
Peneliti : Terima kasih ust.. Menurut ust seperti apa
pembelajaran bahasa Arab yang baik?
Guru : Pada pembelajaran Bahasa Arab itu
terdapat empat maharah yang harus dikuasai oleh siswa yaitu istima’, kalam,
qiro’ah dan kitabah. Sedangkan kewajiban guru adalah bagaimana caranya membuat
siswa menguasai keempat maharah tersebut. Tentunya dengan berbagai metode dan
teknik pembelajaran yang ada. Bila tujuan yang ingin dicapai telah terpenuhi,
maka pembelajaran itu bisa dibilang sukses.
Peneliti : Selama mengajar Bahasa Arab di kelas XI
Bahasa, apakah ust mengalami kendala?
Guru : Tentu saja guru setiap kelas dan mata
pelajaran mempunyai kendala dalam mengajar. Jika dalam kelas XI Bahasa kendala
yang banyak ditemukan adalah pada maharah kalam. Banyak siswa yang belum bisa
berbicara Bahasa Arab karena sebagian besar siswa yang masuk pada kelas XI
jurusan bahasa ini kebanyakan berasal dari sekolah umum yang tidak terdapat
mapel Bahasa Arabnya atau mereka banyak yang bukan alumni pondok pesantren.
Peneliti : Bagaimana cara untuk mengatasi kendala-kendala
tersebut ?
Guru : Guru harus pintar-pintar memilah
dan memilih metode dan strategi yang digunakan untuk mengajar. Jika strategi
yang digunakan cocok untuk materi yang diajarkan, maka tujuan pembelajaran akan
tercapai. Metode yang cocok juga akan memotivasi siswa lebih tinggi lagi untuk
mempelajari mapel bahasa Arab ini.
Peneliti : Terimakasih ust atas waktu yang telah
disediakan untuk kami. Mohon maaf bila mengganggu.
Guru :
Sama-sama. Saya juga merasa senang. Dan semoga sukses.
Peneliti :
Wassalamu’alaikum…
Guru :
wa’alaikum salam warahmatullah wabarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar