trima kasih sudah mampir di blog saya dan jangan bosan mampir yaaa

Rabu, 15 Januari 2014

Contoh Proposal PTK (penelitian tindakan kelas)



PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


PENGGUNAAN METODE TPR (TOTAL PHYSICAL RESPON) UNTUK MENINGKATKAN
MAHARAH KALAM SISWA KELAS XI BAHASA SMA “AL-ISLAM” KRIAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

OLEH
NUR RISMA AMALIYAH (D72211069)

GURU NARASUMBER:
M. AGUS PURWANTO S.Pd.


PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN BAHASA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2013

A.     Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, bahasa berperan aktif dalam pembelajaran. selain berperan aktif, bahasa juga digunakan sebagai mata pelajaran wajib bagi siswa. Mengingat betapa signifikannya bahasa di dunia ini terlebih bahasa Arab. Namun faktanya, masih banyak orang-orang terlebih para siswa yang kurang tahu akan pentingnya bahasa Arab untuk dipelajari dan difahami. Selain itu, kurangnya akan minat dan motivasi siswa dalam mempelajari bahasa Arab.
Motivasi adalah hal terpenting yang harus dimiliki oleh siswa, karena apabila siswa tidak memiliki motovasi dalam belajar, akan menimbulkan siswa akan sulit memahami materi yangdipelajarinya, dan begitu sebaliknya. Jika siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam suatu pelajaran, maka siswa tersebut akan lebih mudah atau cepat paham terhadap materi yang dipelajarinya.
Dalam proses pembelajaran bahasa Arab di kelas XI Bahasa SMA “AL-ISLAM” KRIAN, siswa kesulitan dalam berbicara maupun menulis dalam bahasa Arab. Dimana siswa kelas XI kebanyakan siswa yang masuk pada jurusan bahasa ini bukan alumni/pernah belajar di pondok pesantren. Sehingga kebanyakan siswa lemah dalam keterampilan produktif, sehingga mereka cenderung pasif di kelas, hanya mendengarkan guru saja dan terkadang bergurau sendiri. Hal itu terjadi, karena guru dalam hal menerangkan materi pelajaran menggunakan metode yang kurang efektif dan hanya menggunakan metode ceramah saja.
Dalam bahasa arab terdapat empat ketrampilan (مهارة) yang harus dikuasai oleh murid yaitu ketrampilan menulis (الكتابة), membaca (القراءة), berbicara (الكلام), dan mendengar (الاستماع). Akan tetapi kebanyakan dari guru Bahasa Arab hanya menitik beratkan pada kemampuan menulis (الكتابة) dan membaca (القراءة) saja.  Padahal tujuan utama dari pengajaran Bahasa Arab adalah agar siswa mampu berbicara dalam percakapan sehari-hari dengan berbahasa Arab, baca Al-Quran dan doa-doa. Maka dari itu pada pelajaran Bahasa Arab pertama-tama harus dimulai dengan bercakap-cakap (المحادثة) dengan menggunakan Bahasa Arab.
Oleh karena itu, penulis berusaha mencari solusi untuk mengatasi problematika yang terjadi. Dalam hal ini, penulis akan menyampaikan penggunaan metode Total Physical Respon (TPR) yang diterapkan untuk meningkatkan maharah kalam siswa kelas XI Bahasa di SMA “AL-ISLAM” KRIAN.

B.     Identifikasi Masalah
Dalam proses pembelajaran pada materi bahasa Arab sebagian besar siswa kelas XI Bahasa SMA “AL-ISLAM” Krian mengalami kesulitan dalam materi tersebut. Penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang terjadi, sebagai berikut:
1.      Rendahnya kemampuan berbicara siswa
2.      Belum ditemukan strategi/metode pembelajaran yang tepat
3.      Metode yang digunakan bersifat konvensional
4.      Rendahnya motivasi siswa terhadap pelajaran bahasa Arab.
5.      Rendahnya prestasi siswa pada mata pelajaran bahasa Arab
6.      Rendahnya kemampuan kitabah siswa

C.     Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis uraikan, bahwasannya penulis melakukan pembatasan masalah, yakni penulis lebih menitikberatkan serta membahasa masalah mengenai keterampilan berbicara siswa dalam bahasa Arab. Berdasarkan latar belakang diatas, bahwasannya keterampilan berbicara sangat penting dalam suatu pembelajaran bahasa khusunya bahasa asing (bahasa Arab) yang sedang dipelajari. Sehingga penulis mengangkat judul “Penggunaan Metode TPR (total physical respon) Untuk Meningkatkan Maharah Kalam Siswa Kelas XI Bahasa SMA “AL-ISLAM” KRIAN Tahun Pelajaran 2013/2014”

D.     Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang msalah yang telah penulis uraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1.    Apakah penggunaan metode TPR (total physical respon) dapat meningkatkan maharah kalam siswa kelas XI Bahasa SMA “AL-ISLAM” KRIAN ?
2.    Bagaimana pengaruh penggunaan metode TPR (total physical respon) terhadap maharah kalam siswa kelas XI Bahasa SMA “AL-ISLAM” KRIAN ?
3.    Sejauh manakah keterampilan kooperatif siswa kelas XI Bahasa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode TPR (total physical respon) ?

E.      Alternatif  Penyelesaian Masalah
Untuk mengetahui masalah kesulitan siswa dalam meningkatkan keterampilan berbicara (maharah kalam) siswa, dapat dilakukan dengan menggunakan metode TPR (total physical respon).  Oleh karena itu, penulis merumuskan hipotesis tindakan “metode TPR (total physical respon)” dapat meningkatkan maharah kalam siswa.
Indikator keberhasilan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan berbicara (maharah kalam) siswa yang diukur melalui pre test atau post test ataupun pada proses pembelajaran.

F.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengatasi kesulitan siswa sekaligus membantu siswa kelas XI Bahasa SMA “AL-ISLAM” KRIAN dalam meningkatkan maharah kalam. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.      Peningkatan dan pemahaman siswa pada maharah kalam yang dicapainya setelah menyelesaikan proses pembelajaran.
2.      Interaksi belajar siswa di dalam kelas selama kegiatan berlangsung.
3.      Tanggapan siswa terhadap penggunaan metode TPR (total physical respon) dalam pembelajaran bahasa Arab.
4.      Menganalisis penerapan metode TPR sehingga dapat meningkatkan maharah kalam pada siswa kelas XI Bahasa.

G.     Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.      Bagi guru, merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang professional serta meningkatkan profesionaliame guru.
2.      Bagi siswa, dapat meningkatkan maharah kalam siswa dan memberikan perasaan senang atau motivasi tinggi terhadap meteri pelajaran karena dikemas dalam bentuk metode yang menyenangkan
3.      Bagi sekolah, dapat menjadi bahan acuan dalam menyususn rencana dan melaksanakan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran yang sesuai. Dan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkah-langkah penggunaan modul khususnya pembelajaran bahasa Arab serta materi pelajaran lain pada umumnya

H.     Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan adalah sebagai berikut:
1.         Penggunaan metode TPR (total physical respon) dapat meningkatkan maharah kalam pada siswa kelas XI Bahasa SMA “Al-ISLAM” KRIAN.
2.         Penggunaan metode TPR (total physical respon) berpengaruh pada peningkatan maharah kalam siswa kelas XI Bahasa SMA “Al-ISLAM” KRIAN.
3.         Keterampilan kooperatif siswa kelas XI Bahasa muncul lebih banyak dalam pembelajaran dengan menggunakan metode TPR (total physical respon).

I.         Definisi Operasional
Variabel agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Metode TPR (total physical respon)
Adalah suatu metode pembelajaran yang didasarkan pada koordinasi antara ujaran dan tindakan. Metode bertujuan agar siswa mampu berkomunikasi dengan penutur asli dengan tidak ada rasa malu atau segan.
2.      Maharah Kalam
Maharah kalam yaitu kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada lawan bicara.



J.        Kajian Pustaka
1.      Pengertian Metode
Metode adalah rencana menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dengan yang lain. Adapun yang dimaksud metode pengajaran menurut Abu Bakar Muhammad (1981) adalah sebagai suatu aturan yang dilalui oleh guru di dalam menyampaikan pelajarannya, agar dapat sampai pengetahuan itu kepada pikiran siswa dengan bentuk yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan
Metode dalam pembelajaran banyak sekali jenisnya, karena metode dipengaruhi oleh beberapa factor :
1)      Tujuan yang beragam jenis dan fungsinya
2)      Peserta didik yang beragam tingkat kematangannya
3)      Situasi yang beragam keadaannya
4)      Fasilitas yang beragam kualitas dan kuantitasnya
5)      Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda

Dalam penggunaan metode selain kesesuaian dari materi seorang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas, jumlah kelas. Demikian juga tingkat intelektual, perbedaan kesanggupan dan kecepatan. Dalam sebuah buku yang berjudul Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Prof. Dr. Azhar Arsyad (2002 : 24) mencatat ada enam unsur dasar dari suatu metode, yaitu :
a)      Authority, yaitu adanya semacam ثقة  dari seorang guru, membuat murid yakin dan percaya pada dirinya sendiri.
b)      Infantilisasi, murid seakan-akan seperti anak kecil yang menerima "authority" dari guru. Ilmu masuk tanpa disadari seperti apa yang dialami oleh seorang anak kecil.
c)      Dual komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non verbal yang berupa rangsangan semangat dari keadaan ruangan dan dari kepribadian seorang guru.
d)     Intonasi, guru menyajikan materi pelajaran dengan tiga intonasi yang berlainan.
e)      Rhythm, yaitu pelajaran membaca dilakukan dengan irama, berhenti sejenak di antara kata-kata dan rasa yang disesuaikan dengan nafas irama dalam.
f)       Keadaan Pseudo-Passive, keadaan murid rileks tetapi tidak tidur sambil mendengar irama musik.

2.      Metode TPR (Total Physical Respon)
Menurut Richards J, TPR didefinisikan “a language teaching method built around the coordination of speech and action; it attempts to teach language through physical (motor) activity”. Metode TPR (total physical respon) merupakan suatu metode pembelajaran bahasa yang disusun pada koordinasi perintah (command), ucapan (speech), dan gerak (action); dan berusaha untuk mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik (motor).
Metode ini dikembangkan oleh seorang professor psikologi di Universitas San Jose California yang bernama Prof. Dr. James J. Asher yang telah sukses dalam pengembangan metode ini pada pembelajaran bahasa asing pada anak-anak. Ia berpendapat bahwa pengucapan langsung pada anak atau siswa mengandung suatu perintah, dan selanjutnya anak atau siswa akan merespon kepada fisiknya sebelum mereka memulai untuk menghasilkan respon verbal atau ucapan.
Total Physical Response (TPR) adalah sebuah metode pembelajaran yang diperkenalkan pada tahun 1980. Metode yang merupakan adopsi dari cara anak kecil belajar bahasa, yaitu dengan cara mendengarkan kalimat perintah. TPR mempunyai prinsip belajar dengan menggerakkan anggota tubuh. Sama dengan ketika seorang anak belajar bahasa pertama dimana mereka mendapat sejumlah perintah dari orang tua mereka. Kemudian ia melakukan perintah tersebut. Tujuan dari pembelajaran dengan menggunakan metode ini adalah untuk mengajarkan kemampuan berbicara agar siswa mampu berkomunikasi dengan penutur asli dengan tidak ada rasa segan atau malu.
Siswa dalam TPR mempunyai peran utama sebagai pendengar dan pelaku. Siswa mendengarkan dengan penuh perhatian dan merespon secara fisik pada perintah yang diberikan guru baik secara individu maupun kelompok. Dalam hal ini, TPR menganggap bahwa seseorang belajar dengan baik ketika dia secara aktif terlibat dan memahami apa yang dia dengar (Haynes, 2004; Larsen-Freeman, 1986; Linse, 2005).
Beberapa contoh kalimat perintah dalam proses belajar mengajar menggunakan TPR, misalnya: افتح كتبك ! ، افتح فمك ! , tunjuk mana ustad!, close your eyes!, close the door!, dan lain-lainnya.
Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode TPR ini banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa, antara lain:
1.    Latihan dengan menggunakan perintah, merupakan kagiatan utama yang dilakukan guru didalam kelas dari meode TPR. Latihan berguna untuk memperoleh gerakan fisik dan aktivitas dari siswa
2.    Dialog atau percakapan (hiwar)
3.    Bermain peran (role play), dapat dipusatkan pada kegiatan sehari-hari seperti di sekolah, di rumah, di pasar, dll.
4.    Presentasi dengan bantuan OHP atau LCD

TPR dapat digunakan untuk mengajar dan melatih beberapa hal seperti:
1.    Kosa kata yang berhubungan dengan tindakan (misalnya tersenyum, memotong, sakit kepala, menggeliat, dll)
2.    Tata bahasa, termasuk aspek-aspek masa lampau/sekarang/akan datang dan yang terus menerus/berlanjut (setiap pagi saya membersihkan gigiku, saya merapikan tempat tidurku, saya makan pagi)
3.    Kelas bahasa (buka bukumu)
4.    Perintah
5.    Bercerita

Metode TPR ini memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihannya yaitu; metode ini bersifat menyenangkan, dapat membuat siswa menjadi aktif dikelas, metode ini dapat digunakan dalam kelas besar maupun kecil, serta metode ini melibatkan pembelajaran otak kiri dan otak kanan. Sedangkan kelemahannya yaitu; metode ini hanya efektif bagi pemula dan tidak cocok untuk materi membaca (qiro’ah) dan menulis (kitabah).

3.      Keterampilan Berbicara (Maharah Kalam)
Maharah al-kalam adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada lawan bicara. Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu system tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Secara umum, maharah al-kalam bertujuan agar mampu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang sosial dapat diterima.
Berbicara mempunyai aspek komunikasi dua arah yaitu pembicara dan yang diajak bicara atau pendengar secara timbal balik. Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh kemampuan mendengarkan, kemampuan mengucapkan, dan penguasaan kosa kata serta ungkapan yang memungkinkan siswa dapat mengungkapkan maksud dan fikirannya.
Faktor lain yang penting dalam menghidupkan kegiatan berbicara adalah keberanian siswa dan perasaan akan tidak takut salah. Oleh sebab itu, seyogyanya guru memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa supaya berani berbicara walaupun beresiko salah.
Pada tahap permulaan latihan berbicara dapat dikatakan serupa dengan menyimak, akan tetapi tujuan akhir keduanya berbeda. Latihan berbicara menekankan kemampuan ekspresi atau mengungkapkan pesan ide pikiran kepada orang lain. Sedangkan menyimak adalah kemampuan memahami apa yang disimak. Keduanya merupakan syarat mutlak bagi sebuah komunikasi lisan yang efektif secara timbal balik.
Pembelajar bahasa perlu menyadari bahwa keterampilan berbicara melibatkan tiga bidang pengetahuan, yaitu:
1.  Mekanik (pengucapan, tata bahasa, dan kosa kata); penggunaan kata-kata yang sesuai dengan susunan dan pengucapan yang benar.
2.  Fungsi (transaksi dan interaksi); mengetahui kapan pesan yang jelas diperlukan (transaksi atau pertukaran informasi) dan kapan pemahaman yang tepat tidak diperlukan (interaksi atau membangun hubungan).
3.  Norma atau aturan sosial budaya (pengalihan pembicara, kecepatan berbicara, lamanya berhenti antar pembicara, peran aktif pembicara); pemahaman tentang siapa yang berbicara kepada siapa, dalam situasi yang bagaimana, tentang apa, dan untuk apa.

Adapun model-model tadribaat pada kalam yaitu;
·      menjawab pertanyaan
·      melakukan kegiatan hiwar/percakapan sesuai contoh
·      tanya jawab bersama teman-teman
·      menghafalkan model dialog
·      diskusi, dll.

K.     Metode Penelitian
I.          Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research), karena penelitian dilaksanakan untuk memecahkan suatu permasalahan pembelajaran di kelas. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu tehnik pembelajaran yang diterapkan, dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai dengan peningkatan pada unsur desain untuk memungkinkan diperolehnya gambaran keefektifan tindakan yang dilakukan dan bertujuan untuk memperbaiki dan  meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Siklus akan dihentikan apabila kondisi kelas sudah stabil dalam hal ini guru sudah mampu menguasai keterampilan belajar yang baru dan siswa sudah terbiasa dengan metode TPR (total physical respon) serta data yang ditampilkan di kelas sudah jenuh dalam arti sudah ada peningkatan keterampilan berbicara siswa . Model penelitiannya menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart, alur penelitiannya adalah:
II.       Kehadiran Peneliti
Pada penelitian ini, peneliti sebagai guru dan merencanakan kegiatan berikut:
1.    Menyusun rencana program pembelajaran.
2.    Mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan pembelajaran dan wawancara untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas.
3.    Melaksanakan rencana program pembelajaran yang telah dibuat.
4.    Melaporkan hasil penelitian.
5.    Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMA “AL-ISLAM” KRIAN Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.
III.    Data dan Sumber
1.    Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berbicara siswa yang diperoleh dengan mengamati pemaparan hasil diskusinya dengan kelompok masing-masing. Data untuk hasil penelitian diperoleh berdasarkan lancarnya kecakapan berbicara atau test lisan.
2.    Sumber data penelitian adalah siswa kelas XI Bahasa SMA “AL-ISLAM” KRIAN yang berjumlah 37 siswa sebagai obyek penelitian.
3.    Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tehnik sebagai berikut:
·      Wawancara
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Dan bertanya kepada guru dan siswa mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan metode TPR (total physical resppon).
·      Angket
Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode TPR (total physical resppon).
·      Observasi
Observasi dilaksanakan dan difokuskan pada pengamatan untuk memperoleh data kemampuan berbicara siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Observasi dilakukan oleh 2 orang.
·      Test
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk test lisan karena bertujuan untuk mengetahui perkembangan keterampilan berbicaranya.

IV.    Tahapan-tahapan Penelitian
Berdasarkan observasi awal proses pembelajaran yang dilakukan dengan metode TPR (total physical respon). Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
·       Siklus I
1.    Perencanaan
Persiapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini adalah:
ü Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang direncanakan dalam PTK
ü Menyiapkan lembar kerja siswa dan pertanyaan-pertanyaan dari tema yang telah ditentukan.
ü Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan, misalnya berupa kertas plano, spidol warna, dan alat perekat.
ü Menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa, lembar angket respon siswa, dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan metode TPR.
2.    Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
ü  Melaksanakan kegiatan-kegiatan (kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti) sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian, guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk berbicara/mengungkapkan buah pikirannya secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan metode TPR (total physical respon). Adapun langkah-langkah yang dilakukan disesuaikan dengan skenario pembelajaran.
ü Kegiatan penutup. Yaitu dengan guru memberikan nasihat atau penghargaan kepada siswa yang telah berhasil mencapai kriteria  keberhasilan tertentu.
3.    Observasi
Dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan mencata kejadian-kejadian yang tidak terdapat dalam lembar observasi dengan membuat lembar catatan lapangan. Hal-hal yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung adalah kegiatan pembelajaran dan aktivitas guru maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran.
4.    Refleksi
Pada tahap ini, peneliti bersama guru melakukan evaluasi dari pelaksanaan tindakan pada siklus I yang digunakan sebagai bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus berikutnya. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai maka dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus kedua dan seterusnya.
·      Siklus II
Rencana tahapan penelitian siklus II dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Tahapan tindakan siklus II mengikuti atau sama seperti pada tahapan tindakan siklus I.

L.      Jadwal Penelitian

No.
Hari dan tanggal
Kegiatan
1.
31 Oktober 2013
Izin untuk penelitian
2.
2 November 2013
Wawancara dengan guru bahasa Arab

M.  Daftar Pustaka
Arsyad, Azhar. 2003. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. (Yogyakarta: Pustaka Belajar).
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).
Mustofa, Bisri. 2012. Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. (Malang: UIN MALIKI PRESS).
Rosyidi, Abd Wahab. 2011. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab. (Malang: UIN MALIKI PRESS).
Tarigan, Heri Guntur. 1994. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung: Angkasa).











N.     Dokumentasi
·          Lampiran 1

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BAHASA ARAB
KELAS XI BAHASA SMA “AL-ISLAM” KRIAN

Peneliti   : Assalamu’alaikum ust…Kaifa halukum??
Guru      : Wa’alaikum salam wr.wb. Alhamdulillah kuntu bil khoir.
Peneliti  : Di sini kami ingin bercakap-cakap dengan ust mengenai pembelajaran bahasa Arab di SMA “AL-ISLAM” Krian ini, sekalian kami ingin belajar dari ust bagaimana cara mengajar Bahasa Arab yang benar.
Guru        : Oh yaa, silakan, saya senang jikalau ada mahasiswa yang berkeinginan mengetahui hal itu.
Peneliti   : Terima kasih ust.. Menurut ust seperti apa pembelajaran bahasa Arab yang baik?
Guru        : Pada pembelajaran Bahasa Arab itu terdapat empat maharah yang harus dikuasai oleh siswa yaitu istima’, kalam, qiro’ah dan kitabah. Sedangkan kewajiban guru adalah bagaimana caranya membuat siswa menguasai keempat maharah tersebut. Tentunya dengan berbagai metode dan teknik pembelajaran yang ada. Bila tujuan yang ingin dicapai telah terpenuhi, maka pembelajaran itu bisa dibilang sukses.
Peneliti     : Selama mengajar Bahasa Arab di kelas XI Bahasa, apakah ust mengalami kendala?
Guru        : Tentu saja guru setiap kelas dan mata pelajaran mempunyai kendala dalam mengajar. Jika dalam kelas XI Bahasa kendala yang banyak ditemukan adalah pada maharah kalam. Banyak siswa yang belum bisa berbicara Bahasa Arab karena sebagian besar siswa yang masuk pada kelas XI jurusan bahasa ini kebanyakan berasal dari sekolah umum yang tidak terdapat mapel Bahasa Arabnya atau mereka banyak yang bukan alumni pondok pesantren.
Peneliti   : Bagaimana cara untuk mengatasi kendala-kendala tersebut ?
Guru        : Guru harus pintar-pintar  memilah dan memilih metode dan strategi yang digunakan untuk mengajar. Jika strategi yang digunakan cocok untuk materi yang diajarkan, maka tujuan pembelajaran akan tercapai. Metode yang cocok juga akan memotivasi siswa lebih tinggi lagi untuk mempelajari mapel bahasa Arab ini.
Peneliti     : Terimakasih ust atas waktu yang telah disediakan untuk kami. Mohon maaf bila mengganggu.
Guru        : Sama-sama. Saya juga merasa senang. Dan semoga sukses.
Peneliti     : Wassalamu’alaikum…
Guru        : wa’alaikum salam warahmatullah wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar