trima kasih sudah mampir di blog saya dan jangan bosan mampir yaaa

Minggu, 23 Juni 2013

STRATEGI PENGAJARAN BAHASA ARAB PADA ANAK USIA DINI



STRATEGI PENGAJARAN BAHASA ARAB
 PADA ANAK USIA DINI

A.    Latar Belakang
Pendidikan sangat penting bagi manusia, baik anak-anak maupun dewasa. Anak mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan seharusnya dimulai dari sejak masih usia dini. Pendidikan bahasa bagi manusia sangat penting, sebab bahasa adalah sebagai alat komunikasi antar sesama. Selain itu, bahasa juga dijadikan sebagai alat identitas seseorang atau Negara. Setiap Negara mempunyai bahasa tersendiri yang dijadikan sebagai bahasa nasional dari negaranya.
Bahasa sangat erat dengan manusia, manusia dapat berkreasi serta memajukan peradaban. Menurut Halliday (1976:43) ada tiga fungsi, yaitu ideational, interpersonal, social, dan textual. Bahasa yang ada di dunia banyak sekali, salah satunya bahasa Arab.
Bahasa Arab adalah bahasa Semitik yang di gunakan sebagai alat komunikasi yang digunakan di daerah Arab Saudi. Pada awalnya bahasa Arab berupa Kesusasteraan kemudian dijadikan bahasa baku (Standard) dan dipergunakan oleh setiap penyair dan ahli pidato serta para cendikiawan (Hukamaa’). Bahasa Arab kemudian tumbuh dan berkembang sangat cepat.

Bahasa Arab juga adalah bahasa kedua setelah bahasa Inggris. Dari segi pembelajaran dan pengajaran, bahasa Arab sama dengan  bahasa-bahasa yang lainnya, bahasa tersebut.
Kebanyakan orang menganggap bahasa Arab sulit dipelajari karena sejak kecil kurang diperkenalkan secara detail apa itu bahasa Arab? Dan bagaimana bahasa Arab itu?. Selain itu bahasa Arab juga kurang dibiasakan sejak usia dini.
Pada usia dini, anak-anak senang beraktivitas dan mengetahui apa yang tidak ia ketahui. Usia anak-anak adalah usia yang paling mudah untuk mempelajari bahasa dan penyampaian materi pada anak-anak tentu berbeda dengan cara penyampaian untuk orang dewasa. Mempelajari bahasa Arab banyak sekali metode maupun strategi yang dapat digunakan. Sejak usia dini anak seharusnya diperkenalkan dengan bahasa kedua di dunia itu. Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas strategi pengajaran bahasa Arab pada anak usia dini.

B.     Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui pengertian anak usia dini.
2.      Untuk mengetahui strategi pengajaran bahasa Arab.
3.      Untuk mengetahui pengertian strategi.
4.      Untuk mengetahui azas-azas pengajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Strategi Pengajaran
1.      Pengertian Strategi Pengajaran
Starategi pada umumnya mempunyai pengertian garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi bila dikaitkan dengan pengajaran memiliki makna, bahwa strategi adalah suatu pola umum tindakan guru-peserta didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran. 
Kebanyakan para ahli menyatakan bahwa pengajaran merupakan suatu terjemahan dari kata instruction atau teaching. Itu bersinggungan dengan pendapat Gagne dan Briggs, menyatakan bahwa instruction adalah meliputi semua kejadian atau peristiwa yang berpengaruh langsung pada proses belajar manusia tidak hanya terpaku pada peristiwa yang dilakukan oleh guru maupun instruktur, namun juga peristiwa yang melalui media cetak, film, program televisi, dan lain-lainnya.
Pengajaran adalah salah satu bentuk instruction. Pengajaran merupakan proses aktivitas belajar-mengajar di kelas pengajaran yang tentunya bersifat formal. Kelas pengajaran bukan hanya sebatas arti kelas, namun sebagai tempat suatu proses pengajaran (belajar-mengajar) berlangsung dengan suatu sistem yang telah ditentukan. Selain itu proses pengajaran tidak hanya fokus pada kelas formal, namun juga bisa kelas yang sifatnya nonformal dan kegiatan belajar tidak terpaku adanya guru ataupun instruktur.
Jadi, dapat dipahami bahwa pengajaran adalah suatu interaksi belajar dan mengajar yang didalamnya terdapat penyampaian pengetahuan yang saling mempengaruhi antara guru dan murid atau dengan siapapun. Strategi pengajaran adalah suatu rencana nyata untuk mancapai tujuan yang berhubungan dengan aktivitas belajar-mengajar.

2.      Azas-azas Pengajaran
Azas-azas pengajaran merupakan prinsip-prinsip umum yang harus guru kuasi betul-betul dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Dengan adanya azas-azas tersebut diharapkan dalam aktivitas pengajaran menuai hasil yang memuaskan. Adapun azas-azas tersebut adalah, sebagai berikut:
a.       Peragaan
Adalah suatu cara yang dilakukan guru untuk menjelaskan apa yang telah disampaikan atau apa yang dimaksud guru secara realita atau nyata, sehingga murid mengerti yang dijelaskan guru. Peragaan meliputi semua panca indra, agar murid mengerti betul yang disampaikan oleh guru. Peragaan terbagi menjadi dua, yaitu:
1)      Peragaan langsung, yaitu peragaan yang menunjukkan secara langsung benda atau sesuatu yang dimaksudkan dihadapan para murid. Dengan kata lain, benda yang ditunjukkan asli. Misalnya, membawa anak ke laboratorium, ke kebun binatang dan pabrik-pabrik, dan lainnya.
2)      Peragaan tidak langsung, yaitu peragaan yang dilakukan dengan menunjukkan benda tiruan dari benda aslinya atau dengan menunjukkan suatu model apa yang dimaksud oleh guru. Sebagai contohnya: foto, gambar-gambar, film,  poster, dan lain-lainnya.
b.      Kerja Sama dan Persaingan
Untuk membentuk individu peserta didik menjadi manusia yang demokratis, guru menggunakan azas  kerja sama ini. Hal ini memberikan nilai yang medorong peserta didik untuk berprestasi belajar. Kerja sama bisa menjadikan anak untuk bermasyarakat dan mengajarkan untuk bersaing dengan sehat.
c.       Minat dan Perhatian
Minat dan perhatian suatu gejala jiwa yang selalu bertalian antara keduanya. Perhatian yang sengaja ditimbulkan oleh guru dinamakan perhatian yang disengaja, sedangkan perhatian yang timbul dengan sendirinya disebut perhatian spontan.
d.      Motivasi
Adalah suatu dorongan semangat yang timbul dari dalam dirinya atau melalui orang lain. Memotivasi anak berarti menciptakan suatu kondisi yang menarik dan menyenangkan, sehingga anak mau mengerjakan apa yang dapat dikerjakannya.
e.       Evaluasi
Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga nilai berdasarkan kriteria tertentu, untuk mendapatkan evaluasi yang menyakinkan dan objektif dimulai dari informasi-informasinya ynag kualitatif dan kuantitatif.

B.   Anak Usia Dini
1.      Pengertian Anak Usia Dini
Usia dini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Namun para pakar pendidikan anak menyatakan bahawa anak usia dini yaitu kelompok manusia yang berusia 8-9 tahun.
Dari pernyataan diatas, yang dimaksud dengan anak usia dini, yaitu kelompok manusia yang sedang mengalami masa pertumbuhan dan pengembangan pada dirinya yang dimulai saat dia lahir sampai awal remaja.

2.      Tahapan Perkembangan Anak
Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Ada beberapa tahapan yang terbagi dalam perkembanngan anak. Menurut Jean Piaget, tahap perkembangan anak dibagi dalam empat tahap yaitu:
a.       Tahap Sensori Motor (lahir-2 tahun)
Pada tahap ini yang penting adalah tindakan-tindakan yang nyata bukan yang imajinasi, panca indra sangat berpengaruh pada dirinya. Menangis adalah senjatanya dalam menyampaikan apa yang diinginkannya.
b.      Tahap Praoperasi (2-7 tahun)
Pada usia ini menonjol bahwa anak hanya mementingkan dirinya sendiri. Tahap ini anak mulai menguasai bahasa yang sistematis dan permainan yang menggunakan simbol-simbol.
c.       Tahap Operasi Konkrit (7-11 tahun)
Anak mulai meninggalkan rasa egoisnya, mengerti hal-hal yang bersifat sistematis dan analogis dalam kondisi konkret.
d.      Tahap Operasi Formal (11-15 tahun)
Anak sudah dapat berfikir abstrak maupun nyata. Pada tahap ini pengajaran pada anak lebih mudah.
Tahap-tahap perkembangan yang dilalui anak-anak berbeda-beda, pada prinsipnya ada dua, sebagai berikut:
a.       Tahap Sensorik Motorik (0 - 2 tahun)
Pada tahap ini anak mengalami ketidaktepatan objek. Mereka masih sesuka hati dalam menyebutkan sesuatu yang mereka kehendaki.
b.      Tahap Pra Operasional (2 - 7 tahun)
Dalam usia ini anak menggunakan fungsi simbol yang lebih besar. Perkembangan bahasa bertambah secara dramatis dengan permainan imajinasi.
Pada setiap anak, perkembangan dan pertumbuhannya berbeda-beda. Ada yang lebih gampang untuk menyerap pengetahuan, namun ada juga yang susah. Ada juga yang bisa berjalan, namun belum lancar berbicaranya. Faktor lingkungan juga berpengaruh pada pertumbuhan anak. orang tua juga berpengaruh pda perkembangan anak, oleh karena itu orang tua sebaiknya mendampingi terus si anak dan memantau pertumbuhan anak.
C.   Strategi Pengajaran Anak Usia Dini
Dalam belajar-mengajar, guru dituntut untuk melancarkan proses pengajaran dengan baik. Setiap guru harus mempunyai strategi dalam pengajarannya, agar setiap peserta didik mampu memahami dan mengerti yang di sampaikan oleh guru. Selain itu strategi harus menarik dan memahami karakteristik peserta didik. Dibawah ini beberapa strategi pengajaran, yaitu:
1.      Strategi Bermain
Bermain dapat membantu mengembangkan bahasa reseptif maupun ekspresif anak serta keterampilan–keterampilan yang dimiliki oleh anak. Sebagai guru harus memantau dan memastikan bila semua peserta didik ikut serta dalam kegiatan tersebut. Selain itu, guru juga harus mengobservasi berbagai masalah anak serta membantu mereka mengatasinya.
Ada banyak permainan yang dapat dilakukan oleh anak-anak. Ada macam-macam permainan, sebagai berikut:
a.       Permainan aktif
Permainan ini menggunakan fisik total dan gerakan tubuh. Selain itu, bisa meningkatkan kecepatan gerakan tubuh pada anak. Contohnya: lari, lompat, main bola, dan lain-lainnya.
b.      Permianan konstruktif
Permainan ini menggunakan ketangkasan anak tanpa menggerakkan seluruh tubuh. Contohnya: menyusun balok, bermain logo, dan lainnya.
c.       Permainan kreatif
Permainan ini menggunakan kekreatifan sang anak. Contohnya: menggambar dengan pensil warna, menempel gambar, menggunting gambar, dan sebagainya.
d.      Permainan imajinatif
Permainan ini melatih anak bermain peran tertentu yang dikaguminya. Contohnya: bermain berperan sebagai dokter, perawat dan  prajurit, dan lain-lainnya.

Adapun semua kegiatan selalu manfaatnya, begitu juga dengan bermain juga ada manfaatnya, sebagai berikut:
1)      Memperkuat fisik anak lewat gerakan-gerakan otot.
2)      Mengembangkan kepribadian anak dengan sikap sportif dan jujur.
3)      Meningkatkan komunikasi.
4)      Melatih bermasyarakat.
5)      Mengenal lingkungan sedini mungkin.
6)      Mencegah dan menyembuhkan tekanan batin yang sedang dialami sang anak.
7)      Sebagai sumber belajar.

2.      Strategi Bercakap-cakap
Strategi bercakap-cakap ini bisa juga disebut dengan strategi tanya-jawab. Strategi ini menyuruh anak untuk membuat atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau sebaliknya guru yang bertanya maupun yang menjawab pertanyaan. Siswa dan guru bisa saling melemparkan pertanyaan atau jawaban terlebih dahulu pada saat memulai pelajaran.

3.      Strategi Demonstrasi
Dengan strategi ini anak lebih mudah menghapalkan materi. Strategi ini guru pada saat mengajar ditunjukkan pula benda atau apapun yang dimaksud oleh guru. Guru menunjukkan benda yang dimaksudkannya kemudian menjelaskan nama benda atau pekerjaan tersebut.

4.      Strategi Projek
Anak-anak diberi tugas yakni mengerjakan sebuah proyek secara kelompok. Proyek itu berupa pertanyaan mengenai benda atau pekerjaan yang ada di sekeliling mereka atau kehidupan mereka sehari-hari, kemudian dipecahkan bersama-sama. Dalam strategi ini dapat membantu meningkatkan keterampilan belajar kooperatif anak, membantu mereka untuk memverbalisasikan apa yang sedang mereka kerjakan dan mengembangkan keterampilan mengatasi masalah yang mereka hadapi.

5.      Strategi Bercerita
Suatu strategi mengajar dengan membacakan anak cerita secara lisan. Pada hakikatnya strategi bercerita sama halnya dengan ceramah. Strategi ini tidak harus guru sebagai penuturnya, namun juga bisa peserta didik yang menjadi penuturnya. Cerita yang diusung harus menyenangkan dan menarik perhatian anak-anak. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kejelasan arah dan tujuan cerita, bentuk penyampaian dan sistematika cerita, tingkat kemampuan dan perkembangan anak (sesuai dengan usia anak), situasi dan kondisi kelas serta penyimpulan hasil cerita.




DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Bahri Saiful. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
       Rineka Cipta.
Mansur. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers.
Kuntjojo. Strategi Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. Artikel diakses dari http://ebekunt.wordpress.com/2010/07/27/strategi-pembelajaran-untuk-anak-usia-dini/, pada Tanggal 27 Juli 2010.
Tam2 Ponorogo. Metode dan Seni Mengajar Bahasa Arab pada Usia Anak-anak. diakses dari http://tamrinfathoni.blogdetik.com/?p=12, pada Tanggal 25 Nopember 2010.
Prianto, Rose Mini A. 2003. Perilaku Anak Usia Dini. Yogyakarta: Kanisius.
Dahlan, Juwariyah. 1992. Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab. Surabaya: Al-Ikhlas.
Muijs, Daniel dan David Reynolds. 2008. Effective Teaching Teori and Aplikasi. Diterjemahkan oleh Soetjipto, Helly Prajitno dan Sri Mulyani Soetjipto. 2008. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar