STRATEGI PENGAJARAN BAHASA ARAB
PADA ANAK USIA DINI
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
sangat penting bagi manusia, baik anak-anak maupun dewasa. Anak mempunyai hak
untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan seharusnya dimulai dari
sejak masih usia dini. Pendidikan bahasa bagi manusia sangat penting, sebab
bahasa adalah sebagai alat komunikasi antar sesama. Selain itu, bahasa juga
dijadikan sebagai alat identitas seseorang atau Negara. Setiap Negara mempunyai
bahasa tersendiri yang dijadikan sebagai bahasa nasional dari negaranya.
Bahasa sangat
erat dengan manusia, manusia dapat berkreasi serta memajukan peradaban. Menurut
Halliday (1976:43) ada tiga fungsi, yaitu ideational, interpersonal,
social, dan textual. Bahasa yang ada
di dunia banyak sekali, salah satunya bahasa Arab.
Bahasa Arab
adalah bahasa Semitik yang di gunakan sebagai alat komunikasi yang digunakan di
daerah Arab Saudi. Pada awalnya bahasa Arab berupa Kesusasteraan kemudian
dijadikan bahasa baku (Standard) dan dipergunakan oleh setiap penyair dan ahli
pidato serta para cendikiawan (Hukamaa’). Bahasa Arab kemudian tumbuh dan
berkembang sangat cepat.
Bahasa Arab
juga adalah bahasa kedua setelah bahasa Inggris. Dari segi pembelajaran dan
pengajaran, bahasa Arab sama dengan bahasa-bahasa
yang lainnya, bahasa tersebut.
Kebanyakan
orang menganggap bahasa Arab sulit dipelajari karena sejak kecil kurang
diperkenalkan secara detail apa itu bahasa Arab? Dan bagaimana bahasa Arab
itu?. Selain itu bahasa Arab juga kurang dibiasakan sejak usia dini.
Pada usia dini,
anak-anak senang beraktivitas dan mengetahui apa yang tidak ia ketahui. Usia
anak-anak adalah usia yang paling mudah untuk mempelajari bahasa dan
penyampaian materi pada anak-anak tentu berbeda dengan cara penyampaian untuk
orang dewasa. Mempelajari bahasa Arab banyak sekali metode maupun strategi yang
dapat digunakan. Sejak usia dini anak seharusnya diperkenalkan dengan bahasa
kedua di dunia itu. Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas strategi
pengajaran bahasa Arab pada anak usia dini.
B.
Tujuan
Pembahasan
1.
Untuk
mengetahui pengertian anak usia dini.
2.
Untuk
mengetahui strategi pengajaran bahasa Arab.
3.
Untuk
mengetahui pengertian strategi.
4.
Untuk
mengetahui azas-azas pengajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Strategi
Pengajaran
1.
Pengertian
Strategi Pengajaran
Starategi pada umumnya mempunyai
pengertian garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Strategi bila dikaitkan dengan pengajaran
memiliki makna, bahwa strategi adalah suatu pola umum tindakan guru-peserta
didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran.
Kebanyakan para ahli menyatakan
bahwa pengajaran merupakan suatu terjemahan dari kata instruction atau
teaching. Itu bersinggungan dengan pendapat Gagne dan Briggs, menyatakan
bahwa instruction adalah meliputi semua kejadian atau peristiwa yang
berpengaruh langsung pada proses belajar manusia tidak hanya terpaku pada peristiwa
yang dilakukan oleh guru maupun instruktur, namun juga peristiwa yang melalui
media cetak, film, program televisi, dan lain-lainnya.
Pengajaran adalah salah satu bentuk instruction.
Pengajaran merupakan proses aktivitas belajar-mengajar di kelas pengajaran yang
tentunya bersifat formal. Kelas pengajaran bukan hanya sebatas arti kelas,
namun sebagai tempat suatu proses pengajaran (belajar-mengajar) berlangsung
dengan suatu sistem yang telah ditentukan. Selain itu proses pengajaran tidak
hanya fokus pada kelas formal, namun juga bisa kelas yang sifatnya nonformal
dan kegiatan belajar tidak terpaku adanya guru ataupun instruktur.
Jadi, dapat dipahami bahwa
pengajaran adalah suatu interaksi belajar dan mengajar yang didalamnya terdapat
penyampaian pengetahuan yang saling mempengaruhi antara guru dan murid atau
dengan siapapun. Strategi pengajaran adalah suatu rencana nyata untuk mancapai
tujuan yang berhubungan dengan aktivitas belajar-mengajar.
2.
Azas-azas
Pengajaran
Azas-azas pengajaran merupakan
prinsip-prinsip umum yang harus guru kuasi betul-betul dalam melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar. Dengan adanya azas-azas tersebut diharapkan dalam
aktivitas pengajaran menuai hasil yang memuaskan. Adapun azas-azas tersebut
adalah, sebagai berikut:
a.
Peragaan
Adalah suatu cara yang dilakukan guru untuk menjelaskan apa yang
telah disampaikan atau apa yang dimaksud guru secara realita atau nyata, sehingga
murid mengerti yang dijelaskan guru. Peragaan meliputi semua panca indra, agar
murid mengerti betul yang disampaikan oleh guru. Peragaan terbagi menjadi dua, yaitu:
1)
Peragaan
langsung, yaitu peragaan yang menunjukkan secara langsung benda atau sesuatu
yang dimaksudkan dihadapan para murid. Dengan kata lain, benda yang ditunjukkan
asli. Misalnya, membawa anak ke laboratorium, ke kebun binatang dan
pabrik-pabrik, dan lainnya.
2)
Peragaan
tidak langsung, yaitu peragaan yang dilakukan dengan menunjukkan benda tiruan
dari benda aslinya atau dengan menunjukkan suatu model apa yang dimaksud oleh
guru. Sebagai contohnya: foto, gambar-gambar, film, poster, dan lain-lainnya.
b.
Kerja
Sama dan Persaingan
Untuk membentuk individu peserta didik menjadi manusia yang
demokratis, guru menggunakan azas kerja
sama ini. Hal ini memberikan nilai yang medorong peserta didik untuk
berprestasi belajar. Kerja sama bisa menjadikan anak untuk bermasyarakat dan
mengajarkan untuk bersaing dengan sehat.
c.
Minat
dan Perhatian
Minat dan perhatian suatu gejala jiwa yang selalu bertalian antara
keduanya. Perhatian yang sengaja ditimbulkan oleh guru dinamakan perhatian yang
disengaja, sedangkan perhatian yang timbul dengan sendirinya disebut perhatian
spontan.
d.
Motivasi
Adalah suatu dorongan semangat yang timbul dari dalam dirinya atau
melalui orang lain. Memotivasi anak berarti menciptakan suatu kondisi yang
menarik dan menyenangkan, sehingga anak mau mengerjakan apa yang dapat
dikerjakannya.
e.
Evaluasi
Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga
nilai berdasarkan kriteria tertentu, untuk mendapatkan evaluasi yang
menyakinkan dan objektif dimulai dari informasi-informasinya ynag kualitatif
dan kuantitatif.
B.
Anak
Usia Dini
1.
Pengertian
Anak Usia Dini
Usia dini merupakan
usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani
Nurani Sujiono, 2009: 7). Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan
sampai usia 6 tahun. Namun para pakar pendidikan anak menyatakan bahawa anak
usia dini yaitu kelompok manusia yang berusia 8-9 tahun.
Dari pernyataan
diatas, yang dimaksud dengan anak usia dini, yaitu kelompok manusia yang sedang
mengalami masa pertumbuhan dan pengembangan pada dirinya yang dimulai saat dia
lahir sampai awal remaja.
2.
Tahapan Perkembangan Anak
Usia dini
merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat.
Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi
yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan perkembangan tersebut. Ada beberapa tahapan yang terbagi dalam
perkembanngan anak. Menurut Jean Piaget, tahap perkembangan anak dibagi dalam
empat tahap yaitu:
a. Tahap Sensori Motor (lahir-2 tahun)
Pada
tahap ini yang penting adalah tindakan-tindakan yang nyata bukan yang
imajinasi, panca indra sangat berpengaruh pada dirinya. Menangis adalah
senjatanya dalam menyampaikan apa yang diinginkannya.
b. Tahap Praoperasi (2-7 tahun)
Pada
usia ini menonjol bahwa anak hanya mementingkan dirinya sendiri. Tahap ini anak
mulai menguasai bahasa yang sistematis dan permainan yang menggunakan
simbol-simbol.
c. Tahap Operasi Konkrit (7-11 tahun)
Anak
mulai meninggalkan rasa egoisnya, mengerti hal-hal yang bersifat sistematis dan
analogis dalam kondisi konkret.
d. Tahap Operasi Formal (11-15 tahun)
Anak
sudah dapat berfikir abstrak maupun nyata. Pada tahap ini pengajaran pada anak
lebih mudah.
Tahap-tahap
perkembangan yang dilalui anak-anak berbeda-beda, pada prinsipnya ada dua,
sebagai berikut:
a.
Tahap Sensorik Motorik (0 - 2
tahun)
Pada tahap ini anak mengalami ketidaktepatan objek. Mereka masih
sesuka hati dalam menyebutkan sesuatu yang mereka kehendaki.
b.
Tahap Pra Operasional (2 - 7 tahun)
Dalam usia ini anak menggunakan fungsi simbol yang lebih besar.
Perkembangan bahasa bertambah secara dramatis dengan permainan imajinasi.
Pada setiap
anak, perkembangan dan pertumbuhannya berbeda-beda. Ada yang lebih gampang
untuk menyerap pengetahuan, namun ada juga yang susah. Ada juga yang bisa
berjalan, namun belum lancar berbicaranya. Faktor lingkungan juga berpengaruh
pada pertumbuhan anak. orang tua juga berpengaruh pda perkembangan anak, oleh
karena itu orang tua sebaiknya mendampingi terus si anak dan memantau
pertumbuhan anak.
C.
Strategi
Pengajaran Anak Usia Dini
Dalam belajar-mengajar, guru dituntut untuk melancarkan proses
pengajaran dengan baik. Setiap guru harus mempunyai strategi dalam
pengajarannya, agar setiap peserta didik mampu memahami dan mengerti yang di
sampaikan oleh guru. Selain itu strategi harus menarik dan memahami
karakteristik peserta didik. Dibawah ini beberapa strategi pengajaran, yaitu:
1.
Strategi
Bermain
Bermain dapat membantu mengembangkan
bahasa reseptif maupun ekspresif anak serta keterampilan–keterampilan yang
dimiliki oleh anak. Sebagai guru harus memantau dan memastikan bila semua
peserta didik ikut serta dalam kegiatan tersebut. Selain itu, guru juga harus
mengobservasi berbagai masalah anak serta membantu mereka mengatasinya.
Ada banyak permainan yang dapat
dilakukan oleh anak-anak. Ada macam-macam permainan, sebagai berikut:
a.
Permainan
aktif
Permainan
ini menggunakan fisik total dan gerakan tubuh. Selain itu, bisa meningkatkan kecepatan
gerakan tubuh pada anak. Contohnya: lari, lompat, main bola, dan lain-lainnya.
b.
Permianan
konstruktif
Permainan
ini menggunakan ketangkasan anak tanpa menggerakkan seluruh tubuh. Contohnya:
menyusun balok, bermain logo, dan lainnya.
c.
Permainan
kreatif
Permainan
ini menggunakan kekreatifan sang anak. Contohnya: menggambar dengan pensil
warna, menempel gambar, menggunting gambar, dan sebagainya.
d.
Permainan
imajinatif
Permainan
ini melatih anak bermain peran tertentu yang dikaguminya. Contohnya: bermain
berperan sebagai dokter, perawat dan prajurit,
dan lain-lainnya.
Adapun semua kegiatan selalu
manfaatnya, begitu juga dengan bermain juga ada manfaatnya, sebagai berikut:
1)
Memperkuat
fisik anak lewat gerakan-gerakan otot.
2)
Mengembangkan
kepribadian anak dengan sikap sportif dan jujur.
3)
Meningkatkan
komunikasi.
4)
Melatih
bermasyarakat.
5)
Mengenal
lingkungan sedini mungkin.
6)
Mencegah
dan menyembuhkan tekanan batin yang sedang dialami sang anak.
7)
Sebagai
sumber belajar.
2.
Strategi
Bercakap-cakap
Strategi bercakap-cakap ini bisa
juga disebut dengan strategi tanya-jawab. Strategi ini menyuruh anak untuk
membuat atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau sebaliknya guru
yang bertanya maupun yang menjawab pertanyaan. Siswa dan guru bisa saling
melemparkan pertanyaan atau jawaban terlebih dahulu pada saat memulai
pelajaran.
3.
Strategi
Demonstrasi
Dengan strategi ini anak lebih mudah
menghapalkan materi. Strategi ini guru pada saat mengajar ditunjukkan pula
benda atau apapun yang dimaksud oleh guru. Guru menunjukkan benda yang
dimaksudkannya kemudian menjelaskan nama benda atau pekerjaan tersebut.
4.
Strategi
Projek
Anak-anak diberi tugas yakni mengerjakan
sebuah proyek secara kelompok. Proyek itu berupa pertanyaan mengenai benda atau
pekerjaan yang ada di sekeliling mereka atau kehidupan mereka sehari-hari, kemudian
dipecahkan bersama-sama. Dalam strategi ini dapat membantu meningkatkan keterampilan
belajar kooperatif anak, membantu mereka untuk memverbalisasikan apa yang
sedang mereka kerjakan dan mengembangkan keterampilan mengatasi masalah yang
mereka hadapi.
5.
Strategi
Bercerita
Suatu strategi mengajar dengan
membacakan anak cerita secara lisan. Pada hakikatnya strategi bercerita sama
halnya dengan ceramah. Strategi ini tidak harus guru sebagai penuturnya, namun
juga bisa peserta didik yang menjadi penuturnya. Cerita yang diusung harus
menyenangkan dan menarik perhatian anak-anak. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah kejelasan arah dan tujuan cerita, bentuk penyampaian dan sistematika
cerita, tingkat kemampuan dan perkembangan anak (sesuai dengan usia anak),
situasi dan kondisi kelas serta penyimpulan hasil cerita.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,
Bahri Saiful. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Mansur.
2009. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Rohani,
Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Usman,
Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat
Pers.
Kuntjojo. Strategi Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. Artikel
diakses dari http://ebekunt.wordpress.com/2010/07/27/strategi-pembelajaran-untuk-anak-usia-dini/,
pada Tanggal 27 Juli 2010.
Tam2 Ponorogo. Metode dan Seni Mengajar Bahasa Arab pada Usia
Anak-anak. diakses dari http://tamrinfathoni.blogdetik.com/?p=12, pada
Tanggal 25 Nopember 2010.
Prianto,
Rose Mini A. 2003. Perilaku Anak Usia Dini. Yogyakarta: Kanisius.
Dahlan,
Juwariyah. 1992. Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab. Surabaya:
Al-Ikhlas.
Muijs, Daniel dan David Reynolds. 2008. Effective Teaching Teori
and Aplikasi. Diterjemahkan oleh Soetjipto, Helly Prajitno dan Sri Mulyani
Soetjipto. 2008. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar