Pada
hakikatnya, manusia memiliki dua pikiran yang bekerja secara paralel dna saling
memengaruhi, yaitu pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah
sadar (subconscious mind). Menurut Gunawan (dalam Riyadi, 2011),
pengaruh pikiran sadar terhadap hidup manusia sebesar 12%, sedangkan pengaruh
pikiran bawah sadar adalah 88%. Hal ini berarti bahwa pengaruh kekuatan sadar
dan bawah sadar perbandingannya 1 : 9 dalam memengaruhi perilaku, pola piker,
sikap dan kebiasaan setiap individu.
Pikiran
sadar berfungsi sebagai penyimpan dan pengingat informasi dari setiap peristiwa
dan perasaan individu dalam kurun waktu satu setengah jam terakhir (Jaya dalam
Riyadi, 2011). Secara lebih rinci, pikiran sadar mempunyai lima fungsi, yaiotu
analitikal, rasional, memori jangka pendek, kekuatan kehendak (will power)
dan factor kritis (critical factor). Sementara itu, menurut Gunawan
(dalam Riyadi, 2011), pikiran bawah sadar terdiri atas dua bagian, yaitu modern
memory area (MA) dan primitive area (PA).
Didalam MA, tersimpan kepercayaan,
nilai, kebiasaan (baik, buruk, refleks), memori jangka panjang, kepribadian,
intuisi dan persepsi. Kapasitas penyimpanan data pikiran bawah sadar adalah
tidak terbatas. Sementara itu, didalam PA berisi “program”, “program” tersebut
berfungsi dalam mengendalikan fungsi tubuh yang bersifat otonom, seperti detak
jantung, pernapasan, mekanisme pertahanan tubuh, menghasilkan emosi, system
kekebalan tubuh, melindungi diri dari infeksi dan penggunaan refleks.
Hasil
riset menunjukkan bahwa pikiran bawah sadar seseorang dapat mencurahkan focus
yang lebih banyak daripada pikiran sadar. Seorang neuroscientist dari
Georgetowm University Center, Pert (Gunawan dalam Riyadi, 2011), menyatakan
bahwa 98-99% pembelajaran dilakukan oleh otak dan tubuh pada level bawah sadar.
Pola Gelombang
Otak
Di samping aktivasi sistem saraf,
proses hipnosis dapat dijelaskan secara ilmiah berdasarkan pola gelombang otak
pada manusia. Jaringan otak manusia menghasilkan gelombang listrik berfruktuasi
yang disebut sebagai gelombang otak (brainwave). Gelombang otak ini terdiri
atas empat jenis yaitu gelombang beta, alpha, theta, dan delta. Dalam satu
waktu, otak manusia terkadang mampu menghasilkan berbagai gelombang otak secara
bersamaan. Selanjutnya dari keempat gelombang otak tersebut pasti akan ada
jenis gelombang otak yang dominan, inilah yang kemudian yang memperlihatkan
aktivitas pikiran seseorang ketika itu.
Untuk mengetahui kondisi
gelombang otak seseorang tentu tidak bisa dilakukan secara kasap mata, namun
harus dilakukan dengan menggunakan detektor yang disebut dengan Electro
Encephalograph (EEG).
1.
Gelombang Beta ( 12-40 Hz/normal )
Gelombang beta adalah gelombang
otak yang dominan saat kondisi terjaga dan menjalani aktivitas sehari-hari yang
menuntut logika atau analisis tinggi misalnya berolahraga, berdebat dan
sebagainya. Dalam frekuaensi ini kerja otak cendrung memicu munculnya rasa
cemas, khawatir, stres, dan marah. Beta sangat dibutuhkan jika kita
harus memikirkan beberapa hal sekaligus, tetapi ingin menyerap informasi secara
cepat.
Apabila diukur dengan alat
pengukur gelombang otak, gelombang otak berputar sebanyak 14-24 putaran
perdetik, sehingga dalam kondisi otak ketika itu tidak mudah menerima saran
atau sugesti dari orang lain karena jumlah fokus cukup banyak dan sulit untuk
diarahkan. Otak dalam kondisi beta sangat logis, analitisnonsugestif dengan
jumlah fokus 5-9 fokus. Dalam waktu yang bersamaan fokus bisa tertuju pada
banyak objek, contoh ketika berada di sebuah ruangan pandangan bisa terfokus
pada 5-9 objek, baik lemari, kursi, meja
dan sebagainya.
2.
Gelombang Alpha ( 8-12 Hz/meditatif )
Gelombang Alpha menggambarkan
posisi khusyuk, rileks, mediatif, dan nyaman. Gelombang alpha mengindikasikan
bahwa seseorang berada dalam light trance (kondisi hipnotis ringan). Gelombang Alpha merupakan gelombang yang timbul saat pikiran sadar mulai
pasif, sebaliknya pikiran bawah sadar mulai aktif. Pada kondisi alpha, stres pada pikiran akan lebih rileks dan gelombang otak akan berputar
7-14 putaran per detik.
Dalam kondisi ini, seseorang akan belajar dan menyerap informasi dnegan
sangat baik, mudah dalam melakukan terapi, mempercepat proses penyembuhan,
meningkatkan kekebalan tubuh, serta dapat dengan mudah mengurangi stress mental
emosional maupun fisik. Oleh karena itu, fase ini sering disebut sebagai keadaan
meditasi dasar. Fase inilah yang menjembatani antara kesadaran bheta dan theta.
Sebab, ketika sedang meditasi, kita juga bisa menangkap sinyal akurat yang
dipancarkan oleh kesadaran theta.
3.
Gelombang Theta ( 4-8 Hz/meditatif )
Pada kondisi theta kesadaran
manusia lebih mengarah ke dalam dirinya sendiri misalnya ketika merasakan
kantuk yang mendalam, pada kondisi ini pikiran bawah sadar sudah benar-benar
aktif. Gelombang theta berada pada frekuensi yang rendah. Seseorang akan berada
pada kondisi ini ketika ia sangat khusyuk dan merasakan keheningan yang
mendalam (deep meditation), serta mampu mendengar nurani bawah sadarnya.
Fase ini terjadi ketika seorang dalam kondisi tidur bermimpi (tidur REM/ Rapid
Eye Movement). Fase ini sangat bagus untuk proses autosugesti atau
autohipnosis. Dalam fase ini bisa terjadi peningkatan produksi catecholamines
(sangat vital untuk pembelajaran dan ingatan), peningkatan kreativitas,
pengalaman emosional, berpotensi terjadinya perubahan sikap, peningkatan
pengingatan materi yang dipelajari, hypnogogic imagery, meditasi
mendalam, lebih dalam mengakses pikiran bawah sadar (unconscious). Oleh
karena itu, terkadang seseorang juga bisa menemukan jawaban yang tepat terhadap
suatu permasalahan yang rumit dan berat. selain itu, terkadang seseorang juga
bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi tanpa harus bersusah payah
melakukan penelitian dan pengumpulan data terlebih dahulu.
4.
Gelombang Delta ( 0,1-4 Hz/tidur dalam )
Kondisi delta merupakan
frekuaensi terendah, gelombang ini terdeteksi saat tertidur pulas dan tidak
bisa menerima sugesti apapun. Dan seseorang yang memasuki kondisi ini tidak
bisa terhipnotis.
Delta merupakan fase gelombang otak terakhir dan paling dalam. Pada kondisi
ini seseorang biasanya akan mengalami tidur tanpa mimpi, pelepasan hormone
pertumbuhan dan hilang kesadaran pada sensasi fisik. Selain tidur nyenyak,
kondisi ini juga bisa diperoleh ketika seseorang sedang mengalami koma.
Aktivasi Sistem
Saraf Parasimpatik
Manusia memiliki dua sistem saraf
yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Sistem saraf pusat mengatur
respons motorik hingga impresi sensori melalui otak dan saraf pada tulang
belakang. Sistem saraf otonom mengatur sistem internal, yang biasanya merupakan
gerak yang di luar kendali pikiran sadar.
Sistem saraf otonom yang berkenaan dengan pengendalian organ-organ
dalam secara tidak sadar terkadang juga
disebut susunan saraf tak sadar. Menurut fungsinya susunan saraf otonom dibagi
dalam dua bagian yaitu: a) sistem simpatis yang terletak didepan kolumna
vertabrata dan berhubungan serta bersambung dengan sum-sum tulang belakang
melalui serabut-serabut saraf; b) sistem parasimpatis yang terbagi dalam dua
bagian yang terdiri dari saraf otonom kranial dan saraf otonom sakral.
Sistem saraf otonom terbagi
menjadi dua bagian yaitu sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Sistem saraf simpatik bertanggung jawab terhadap mobilasi energi tubuh untuk
kebutuhan yang yang bersifat darurat seperti jantung berdetak lebih cepat dan
lebih kuat, tekanan darah meningkat, pernafasan menjadi lebih cepat. Sementara
itu sistem kerja saraf parasimpatik mengakibatkan detak jangnung melambat,
tekanan darah menurun. Respons parasimpatik mengakibatkan relaksasi dan
ketenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar