Pancasila menjadi falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia,
yang mencerminkan jati diri dan wujud karakter bangsa Indonesia sendiri.
Nilai-nilai pancasila seharusnya menjadi pedoman utama dalam hal mendidik anak/para
penerus bangsa, yaitu sebagai rujukan dalam pendidikan karakter yang baik.
Pancasila yang bermartabatlah yang membentuk keagungan peradaban bangsa
Indonesia.
Karakter juga dipahami sebagai seperangkat ciri perilaku yang
melekat pada diri seseorang yang menggambarkan tentang keberadaan dirinya
kepada orang lain. Penggambaran itu tercermin dalam prilaku ketika melaksanakan
berbagai aktivitas apakah secara efektif melaksanakan dengan jujur atau
sebaliknya, apakah dapat mematuhi hukum yang berlaku atau tidak (Kurtus, 2009).
Walaupun prilaku sering dihubungkan dengan kebribadian, tetapi kedua kata ini
mengandung makna yang berbeda. Kepribadian pada dasarnya merupakan sifat
bawaan, sedangkan karakter terdiri atas prilaku-prilaku yang diperoleh dari
hasil belajar.[1]
Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan
jiwa anak lahir dan batin, dari sifat kodrati menuju ke arah peradapan yang
manusiawi serta lebih baik. Menurut
Wynne (1991) karakter berasal dari bahasa yunani yang mempunyai arti “to
mark” (menandai) dan menfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai
kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari.[2]
Karakter memiliki tiga komponen yang saling berkaitan, yaitu
pengetahuan moral, perasaan moral dan perilaku moral. Pengetahuan moral,
perasaan moral dan perilaku moral tidak berfungsi sebagai bagian yang terpisah,
namun saling melakukan penetrasi dan saling memperngaruhi satu sama lain dalam
cara apapun. Telah teridentifikasi karakter-karakter yang menjadi pilar, antara
lain:[3]
1.
dapat
dipercaya (trustworthiness)
2.
rasa
hormat dan perhatian (respect)
3.
tanggung
jawab (responsibility)
4.
jujur
(fairness)
5.
peduli
(caring)
6.
kewarganegaraan
(citizenship)
7.
ketulusan
(honest)
8.
berani
(courage)
9.
tekun
(diligence)
10.
integrity
Tidak dipungkiri bila eksistensi suatu bangsa dipengaruhi oleh
karakter yang dimilikinya, bila suatu bangsa itu berkarakter kuat maka bangsa
tersebut mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat yang disegani
bangsa-bangsa lainnya. Dan semua orang pasti mendambakan bangsanya memiliki
karakter yang kuat, tak terkecuali pula presiden pertama bangsa Indonesia kita,
Ir. Soekarno yang mengobarkan Nation Building, Soeharto yang mengobarkan
p4 dan para pendiri bangsa Indonesia yang lainnya pun juga memiliki keinginan
membangun bangsa Indonesia yang demokratis, bebas KKN, berdaulat, bersatu,
adil, makmur dan lainnya. Namun pada dewasa ini, bertambahnya zaman,
bertambahnya waktu, semakin kita jauh akan keinginan para pendiri bangsa ini
atau kita seakan-akan lupa pada keinginan para pendahulu. Tak dipungkiri bahwa
rasa kesatuan mulai pudar akan banyaknya kekerasan/pertikaian antarsuku dan
antaragama, pejabat yang bisa dibeli, korupsi yang semakin merajalela, atau
lainnya.
Memperbaiki karakter bangsa yang ada, melalui dengan merasukkan
nilai-nilai Pancasila ke dalam tubuh dan jiwa raga. Karakter masyarakat dan
karakter bangsa dapat tumbuh dari interaksi seseorang dengan orang lain.
Pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan
karakter individu seseorang tersebut.
Ada beberapa
karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila, dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a. Karakter yang bersumber dari olah
hati, antara lain beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat
aturan, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang
menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotic
b.
Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas,
kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan
reflektif
c.
Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara
lain bersih, dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat,
kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih
Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa
antara lain kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah,
hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia), mengutamakan
kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan
produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar