PERBEDAAN SISTEM KOMUNIKASI ANTARA
MANUSIA DAN HEWAN
Perbedaan antara Bahasa Manusia dengan “komunikasi hewan”
Ada beberapa hal yang membedakan antara bahasa (language) dengan
tindakan-tindakan penyampaian pesan lainnya, seperti: tangisan bayi, gonggongan
anjing dan tarian lebah atau yang biasa dikenal dengan “waggle dance”. Terdapat
beberapa pendapat mengenai perbedaan-perbedaan ini. Yang pertama adalah yang
disampaikan oleh Nan Bernstein Ratner dkk. Menurutnya ada beberapa
karakteristik khusus yang hanya terdapat pada bahasa manusia. Karakteristik
tersebut antara lain:
1. Bahasa manusia memiliki hierarchical
structure. Pesan (dalam bahasa manusia) dapat dibagi kedalam unit-unit analisis
yang lebih kecil.
2. Bahasa manusia memiliki sifat
infinite creativity. Pengguna bahasa dapat meenghasilkan dan memahami
kalimat-kalimat dalam bahasa mereka tanpa terbatas. Hal ini sangat berbeda
dengan hewan yang hanya dapat menghasilkan bahasa secara terbatas.
3. Bahasa manusia dapat mengungkapkan
pengalaman pengguna bahasanya meskipun pengalaman tersebut bersifat abstrak.
Hal ini tidak terdapat dalam bahasa hewan. Mereka hanya dapat mengungkapkan
hal-hal yang terdapat di depan mereka. Jika bendanya tidak ada, maka mereka
(hewan) tidak dapat menyampaikan pesan yang sama.
4. Bahasa merupakan sebuah
rule-governed system of behavior. Dalam tangisan bayi atau gonggongan anjing
tidak ada salah dan benar. Anjing dapat menggonggong semau mereka. Namun, dalam
bahasa manusia ada sistem-sistem tertentu yang membuat sebuah kata/kalimat
dapat diterima atau ditolak. Sistem ini menjadikan bahasa dapat dipelajari dan
digunakan sevara konstan (Ronald Wardhaugh, hal. 3). Terdapat dua macam sistem
dalam bahasa yaitu: sistem bunyi dan sistem arti (the system of sounds and the
system of meanings).
5. Bahasa bersifat arbitrary. Bahasa
Inggris, seperti bahasa-bahasa lainnya, memiliki konvensi mengenai penempatan
kata dalam kalimat. Aturan-aturan inilah yang bersifat arbitrary; tidak ada
alasan yang riil mengapa bahasa Inggris membutuhkan konvensi-konvensi gramatikal
tertentu. Sebagai contoh, dalam bahasa Inggris Noun Phrase harus mendahului
Verb Phrase dan objek mengikuti Verb Phrase (biasanya disebut S-V-O word
order), meski tidak semua kalimat dalam bahasa Inggris mengikuti kaidah ini.
Selain dalam aturan penyusunan kata dalam kalimat, kearbitarian bahasa juga
dapat dilihat dalam kata itu sendiri. Sebagai contoh, tidak ada alasan mengapa
‘sebuah pohon’ disebut ‘tree’ dalam bahasa Inggris, dan tentu saja hal ini juga
berlaku untuk bahasa-bahasa lainnya.
Sebagai makhluk Tuhan manusia dan
hewan dalam sistem komunikasi memiliki
persamaan dan perbedaan apabila lebih diteliti persamaan berikut persamaan manusia dan hewan sama-sama mempunyai alat ujaran untuk menghasilkan bunyi yaitu paru-paru, laring, paring, dan mulut, sehingga baik manusia maupun bintang mampu melakukan komunikasi dengan anggota kelompoknya dengan memiliki alat ujaran yang sama walaupun dengan proporsi yang berbeda antara manusia dengan binatang mampu melakukan komunikasi walaupun sangat terbatas. Sebagai contoh seseorang yang memiliki hewan piaraan karena setiap hari bertemu dan melakukan komunikasi maka binatang piaraan tersebut mampu diajak untuk berkomunikasi, misalnya waktu dipanggil maupun disuruh melakukan sesuatu oleh manusia.
persamaan dan perbedaan apabila lebih diteliti persamaan berikut persamaan manusia dan hewan sama-sama mempunyai alat ujaran untuk menghasilkan bunyi yaitu paru-paru, laring, paring, dan mulut, sehingga baik manusia maupun bintang mampu melakukan komunikasi dengan anggota kelompoknya dengan memiliki alat ujaran yang sama walaupun dengan proporsi yang berbeda antara manusia dengan binatang mampu melakukan komunikasi walaupun sangat terbatas. Sebagai contoh seseorang yang memiliki hewan piaraan karena setiap hari bertemu dan melakukan komunikasi maka binatang piaraan tersebut mampu diajak untuk berkomunikasi, misalnya waktu dipanggil maupun disuruh melakukan sesuatu oleh manusia.
Perbedaan sistem komunikasi antara
manusia dan hewan adalah struktur mulut, lidah, dan organisasi otaknya.
Struktur mulut pada hewan misalnya simpanse lidah mempunyai ukuran yang tipis
dan panjang. Ukuran mulut yang sempit tidak banyak ruang untuk menggerakan
lidah keatas, kebawah, kedepan dan kebelakang. Ruang gerak yang sangat terbatas
tidak memungkinkan binatang untuk memodifikasi arus udara menjadi bunyi yang
berbeda-beda dan distingtif. Berbeda dengan manusia yang mempunyai rongga mulut
yang cukup besar dan lidah yang pendek sehingga memudahkan lidah untuk
bergerak, sehingga mudah untuk memodifikasi arus udara menjadi bunyi. Laring
pada binatang seperti simpanse terletak dekat dengan jalur udara ke hidung
sehingga waktu bernafas laring tadi terdorong ke atas menutup lubang udara yang
ke hidung. Epiglottis dan velum pada binatang juga membentuk kelep yang kedap
air sehingga binatang dapat bernafas dan minum serta makan secara simultan.
Berbeda dengan manusia rongga mulut
manusia yang relatip kecil, lidah yang tebal dan pendek yang pleksibel untuk
digerakan. Posisi laring maupun epiglottis manusia yang jauh dari mulut sangat
menguntungkan dalam pembuatan suara. Gigi manusia yang jaraknya rapat,
tingginya rata, dan tidak miring ke depan membuat udara yang keluar dari mulut
mudah diatur, bibir manusia yang bisa digerakan secara fleksibel mampu
menghasilkan bunyi tertentu.
Disamping bentuk tubuh dan ciri-ciri
fisikal lain yang membedakan manusia dan binatang adalah otak. Perbandingan
antara otak manusia dan otak binatang baik struktur maupun organisasinya sangat
berbeda. Perbedaan neurologis seperti ini yang membedakan bahwa manusia dapat
berbahsa sedangkan hewan tidak bisa berbahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar