TEKNIK
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
1
|
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hingga kini,
“bahasa” di definisikan dengan beragam pengertian. Sebagian mengatakan bahwa
bahasa adalah perkataan-perkataan yang di ucapkan atau ditulis, sebagian lainya
mengatakan bahasa sebagai alat komunikasi bagi manusia, dan ada juga yang mendefinisikan bahasa hanya
sebagai kumpulan kata-kata dan kaidah-kaidah atau peraturan-peraturan.
Adapun Bahasa
Arab merupakan bahasa yang mempunyai ciri-ciri kekhususan serta tidak terdapat
pada bahasa-bahasa lainnya. Kemudian dari kekhususannya ini menjadikan Bahasa
Arab sebuah bahasa yang fleksibel, mempunyai elastisitas yang tinggi, sehingga
mampu menjalankan dan mempertahankan
fungsinya sebagai bahasa komunikasi, sarana dalam penyampaian tujuan agama, dan
pencatatan berbagai ilmu pengetahuan dengan mudah dan benar.
Ada empat
kompetensi dalam Bahasa Arab, yaitu
kompetensi mendengar, berbicara, membaca dan menulis.[1]
Dalam penguasaan empat kompetensi tersebut, maka diperlukan Teknik Pembelajaran
Bahasa Arab.
B.
Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang:
1.
Pengertian
Pembelajaran.
2.
Teknik
Pembelajaran Bahasa Arab.
3.
Media
Pengembangan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab.
2
|
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran
adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain
belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.[2]
Usaha ini bisa dilakukan oleh seseorang atau suatu tim yang memiliki kemampuan
dan kompetensi dalam merancang dan mengembangkan sumber belajar yang
diperlukan. Pembelajaran tidak harus diberikan oleh pengajar saja, akan tetapi
bisa juga dilakukan oleh setiap orang yang mampu dan memiliki kompetensi dalam
mengembangkan suatu pelajaran. Tujuan pembelajaran ini adalah agar menciptakan
suatu proses belajar yang bermanfaat, baik itu bermanfaat bagi siswa yang
diajar ataupun bagi proses itu sendiri.
Menurut
Wotruba and Wright (1975) pembelajaran ini disebut sebagai pembelajaran yang
efektif. Ada tujuh indikator yang menunjukkan pembelajaran yang efektif, yaitu[3]:
1.
pengorganisasian
yang baik,
2. komunikasi
secara efektif,
3. penguasaan
dan antusiasme dalam mata kuliah,
4. sikap
positif terhadap mahasiswa,
5. pemberian
ujiandan nilai yang adil,
6. keluwesan
dalam pendekatan pengajaran, dan
7. hasil
belajar mahasiswa yang baik.
Sedangkan,
yang dimaksud dengan metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa metode yang dilakukan
dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah diskusi, debat, ceramah,
pengalaman lapangan, dll.[5]
Sementara
itu, yang dimaksud dengan strategi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien.[6]
B. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, terdapat beberapa teknik yang
mendukung proses pembelajaran, yaitu:[7]
1.
Almuhadatsah
(Bercakap-cakap)
Pelajaran Al-Muhadatsah
merupakan pelajaran Bahasa Arab yang paling utama, tujuannya adalah agar siswa
mampu bercakap-cakap atau berbicara dengan bahasa arab dalam kehidupah nyata.
Maksud dari berbahasa disini adalah berbahasa lisan.
Cara menyajikan teknik Al-Muhasatsah
dalam Bahasa Arab itu melalui percakapan,
baik itu antara guru dan murid, ataupun murid dengan murid. Yang terpenting
adalah, siswa mampu menambahkan perbendaharaan mufradat. Dalam pembelajaran
ini siswa tidak di tuntut untuk mengetahui qawa’id, akan tetapi siswa
dituntut untuk berbicara dengan Bahasa Arab meskipun pada awalnya siswa tidak
mengerti arti dari yang mereka katakan, akan tetapi lama kelamaan siswa pasti akan
mengerti dan memahami arti dari yang mereka katakan, sehingga banyak kalangan
menilai bahwa sistem dan metode yang dikembangkan ini sangat efektif.
Teknik pembelajaran Al-Muhadatsah
adalah:
a.
Bercakap-cakap
dengan Bahasa Arab, dengan tujuan melatih lidah siswa agar terbiasa berbicara
dengan Bahasa Arab.
b.
Guru
meminta siswa terampil berbicara dalam Bahasa Arab mengenai kejadian apa saja
dalam masyarakat dan dunia internasional.
c.
Siswa
dituntut untuk mampu menerjemahkan percakapan, baik dari media telepon, radio
ataupun televisi.
d.
Guru
hendaknya mampu menumbuhkan rasa cinta siswa terhadap Bahasa Arab, sehingga
timbul kemauan pada siswa untuk belajar dan mendalaminya.
Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam Al-Muhadatsah;
a.
Berani
mempraktikkan percakapan, dalam artian menghilangkan perasaan malu dan takut
salah. Prinsip yang harus dipegang oleh siswa adalah, yang penting berbicara,
masalah salah itu biasa.
b.
Rajin
memperbanyak mufradat. Misalnya, dalam satu hari siswa berusaha
menghafal sepuluh mufradat, jika di hitung dalam satu hari sepuluh mufradat telah
dihafal oleh siswa, maka dalam satu bulan siswa akan mendapatkan tiga ratus mufradat.
c.
Selalu
melatih alat pendengaran dan pengucapan agar fasih dan lancar. Misalnya dengan
cara mendengarkan pembicaraan orang lain baik melalui radio, atau siaran radio
denga bahasa arab, dll.
d.
Membiasakan
diri membaca buku berbahasa Arab.
e.
Terbiasa
melatih berbicara menggunakan Bahasa Arab dalam kehidupan nyata.
f.
Suka
bergaul dengan orang yang cakap dalam berbahasa Arab. Vygotsky dan Bruner yang
menjelaskan model konstruktivisme sosial sebagai pengembangan kemampuan belajar
kita melalui interaksi dengan mereka yang sudah memahami proses belajar dan
telah membangun paham mereka sendiri terhadap situasi mereka.[8]
g.
Mengamalkan
apa yang telah didapatnya.
2.
Al-Muthalaah
(Membaca)
Al-Muthalaah disebut juga dengan Al-Qiraah, yaitu pelajaran membaca.
Tujuannya agar siswa mampu membaca dengan benar dan memahami apa yang dibaca,
baik itu dengan suara atau di dalam hati. Intinya, siswa mampu mengucapkan
lafadz dalam Bahasa Arab secara fasih, lancar dan benar. Perlu diperhatikan
bahwa dalam membaca, hendaknya siswa memperhatikan makhraj dan panjang
pendeknya, sebab jika ada satu kata saja
yang salah dalam pelafalan Bahasa Arab maka akan menimbulkan kesalahan dalam
makna.
Teknik pembelajaran Al-Muthalaah
adalah:
a.
Apresepsi dan Pre test, yaitu guru hendaknya mampu menghubungkan
antara pelajaran yang telah diajarkan dengan pelajaran yang akan disajikan,
sehingga pelajaran menjadi kontekstual dan relefan. Pre test bertujuan agar mengetahui
seberapa besar penguasaan siswa terhadap
pelajaran yang telah diberikan.
b.
Siswa
hendaknya mempelajari terlebih dahulu pelajaran yang akan diajarkan sebelum
guru mengajarkan, dan siswa hendaknya menyimak guru secara baik dan tertib saat
pelajaran berlangsung, kemudian guru hendaknya melakukan tanya jawab terhadap
siswa.
c.
Guru
meminta salah satu siswa yang pandai untuk mengulangi apa yang dibaca oleh guru
supaya disimak dan ditirukan oleh siswa lain. Pada tingkat dasar membaca dianjurkan
dengan suara yang keras, sedangkan pada tingkat atas kadang-kadang cukup
mengikuti dalam hati, akan tetapi yang lebih utama adalah dengan bersuara.
d.
Setelah
selesai membaca hendaknya guru membagi beberapa kelompok untuk memdiskusikan
apa yang telah dibaca dan mengadakan tanya jawab diantara sesama kelompok.
Pemanfaatan
kemampuan kerja sama atau kelompok dapat diperkirakan jumlah hasil belajarnya
lebih besar dari pada yang dicapai oleh perorangan.[9]
e.
Bila
bacaan terlalu panjang, sebaiknya bacaan tersebut diperpendek agar sederhana
dan mudah dimengerti.
f.
Dalam
memberikan penjelasan, hendaknya guru menyertakan contoh-contoh dan mengartikan
mufradat yang sulit, agar siswa mencatatnya.
3.
Al-Imla’ (Dikte)
Al-Imla disebut dikte atau menulis. Cara pembelajaran Al-Imla
adalah, guru menuliskan materi pelajaran di papan tulis kemudian memperlihatkan
kepada siswa, setelah itu guru menghapus tulisan tersebut dan menyuruh siswa
untuk menulisnya kembali, atau dengan cara guru membaca suatu bacaan, kemudian
menyuruh siswa untuk menulis apa yang telah dibaca oleh guru.
Tujuan dari Al-Imla adalah:
a.
Agar
siswa mampu menulis kata-kata dan kalimat dalam Bahasa Arab.
b.
Melatih
panca indra siswa menjadi aktif, baik itu perhatian, pendengaran, penglihatan
maupun pengucapan dalam Bahasa Arab.
c.
Agar
siswa mampu menulis Bahasa Arab dengan indah dan rapi.
d.
Menguji
pengetahuan siswa tentang penulisan kata-kata yang telah dipelajari.
e.
Memudahkan
siswa mengarang tulisan berbahasa Arab dengan gaya bahasanya sendiri.
4.
Al-Insya’
(Mengarang)
Al-Insya’ atau ta’bir mengarang dalam Bahasa Arab itu untuk
mengungkapkan isi hati, pikiran dan pengalaman yang dimiliki siswa. Melalui pelajaran
ini diharapkan siswa dapat mengembangkan daya imajinasi secara kreatif dan
produktif, sehingga pikirannya menjadi berkembang.
Tujuan pengajaran Al-insya’ adalah:
a.
Siswa
dapat mengarang kalimat-kalimat sederhana dalam Bahasa Arab.
b.
Siswa
terampil dalam mengemukakan buah pikirannya, baik melalui karya tulis/ berupa
karangan lisan.
c.
Siswa
mampu berkomunikasi melalui korespondensi dalam Bahasa Arab.
d.
Siswa
dapat mengarang buku-buku cerita yang menarik dalam Bahasa Arab.
e.
Siswa
dapat menyajikan berita atau peristiwa yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
melalui karya yang berbentuk cerita pendek (cerpen), atau berbentuk karya
ilmiah lainnya yang aktual.
Dalam
mengajarkan Al-Insya’ dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a.
Materi
pelejaran hendaknya disesuaikan dengan kemampuan siswa, perkembangan berpikir
dan usia mereka.
b.
Pada
kelas dasar pelajaran Al-Insya’ dapat
diberikan mengenai pembentukan kata-kata atau kalimat-kalimat yang telah
diketahui siswa menjadi kalimat yang sederhana.
c.
Pada
kelas atas, peningkatan pada pengajaran Al-Insya’ dapat ditingkatkan
pada pembentukan kalimat yang sempurna, yang mengandung suatu pengertian yang
utuh.
d.
Pada
kelas tingkat tinggi, materi insya’ sudah tidak terikat lagi dengan
ketentuan-ketentuan yang mungkin sudah bersifat terikat. Akan tetapi guru hanya
menentukan topik atau tema karangan.
5.
Al-Mahfudzat
(Hafalan kata-kata mutiara)
Pada umumnya,
pelajaran menghafal syair-syair, kata-kata hikmah dalam Bahasa Arab sangat
digemari siswa, terutama pada tingkat ibtida’iyah dan tsanawiyah.
Hafalan
ternyata membentuk perioritas pertama yang membedakan antar sekolah, hingga
memberi prioritas ke arah penerapan pemahaman yang dianggap lebih penting dalam
proses berlangsungnya belajar mengajar di sekolah.[10]
Tujuan mempelajari Al-Mahfudzat adalah sebagai berikut :
a.
Mengembangkan
daya fantasi, serta melatih daya ingatan.
b.
Memperkaya
perbendaharaan kata dan percakapan.
c.
Mempermudah
siswa dalam mempelajari Sastra Arab.
d.
Mendidik
jiwa kesatria dan menanamkan budi luhur.
e.
Melatih
siswa agar baik ucapannya.
f.
Melatih
jiwa dan mental yang disiplin.
Al-Mahfudzat dapat didapat
dengan menggunakan cara-cara :
a.
Guru
membacakan teks Al-Mahfudzat, setelah lebih dahulu dituliskan di papan
tulis, kemudian di ikuti oleh semua siswa hingga hafal di luar kepala. Kemudian
guru menguji masing-masing siswa di depan kelas, setelah semua mendpatkan giliran,
baru murid diperintah untuk menyalin di buku tulis.
b.
Membacakan
Al-Mahfudzat sekaligus secara keseluruhan tanpa dibagi-bagi dalam
potongan yang kecil, kemudian dibaca berkali-kali sampai hafal betul.
c.
Dengan
cara membagi dalam bagian yang kecil, materi Al-Mahfudzat dan dihafal,
setelah hafal betul bagian pertama, kemudian berpindah kebagian yang lain, dan
seterusnya.
6.
Al-Qawaid
(Tata Bahasa)
Dalam Bahasa Indonesia, Qawaid/
Nahwu Sharaf itu searti dengan “Tata Bahasa”, dan “gramer” dalam Bahasa
Inggris.
Cara mengajarkan Nahwu
Sharaf atau Qawaid :
a.
Guru
hendaknya banyak memberikan contoh-contoh dari materi yang dibahas, agar
pengajaran tidak membosankan, dan dapat memudahkan pengertian siswa.
b.
Pada
contoh-contoh yang diberikan, hendaklah ditulis dipapan tulis, dan menjelaskan
maksud dan pengertiannya.
c.
Pada
saat guru menjelaskan maksud dan pengertian materi pelajaran nahwu sharaf,
perhatian siswa penuh terpusat kepada materi.
7.
Al-Balaghah
(Gaya Bahasa)
Al-Balaghah merupakan suatu cabang ilmu Bahasa Arab yang mempelajari
kaidah-kaidah mengenai gaya bahasa untuk dipergunakan dalam pembicaraan atau
tulisan. Adapun tujuan mempelajari Al-Balaghah antara lain :
a.
Merasakan
dan memahami karya sastra secara mendalam.
b.
Mengungkapkan
segi-segi keindahan dalam sastra.
c.
Merangsang
kemampuan menyusun kalimat yang baik dan indah menurut pola-pola Al-Balaghah.
d.
Merasakan
dan memahami Ijazul Qur’an dari segi gaya bahasa dan uslub.
C.
Media Pengembangan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab
Proses pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik tanpa
tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses
pembelajaran yang efektif. Sarana dan prasarana ini dapat berupa perangkat
lunak ataupun perangkat keras. Media sebagai sarana pendidikan berfungsi membantu
siswa dan pengajar aktif. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan siswa dan karakteristik materi yang diajarkan dapat membantu
pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif. Dengan demikian, proses
pembelajaran ataupun hasilnya menjadi lebih berkualitas karena tujuan
pembelajaran tercapai dengan baik.[11]
Adapun media pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam Bahasa Arab adalah:[12]
1.
Media
pembelajaran mufradat
Media pembelajaran mufradat atau kosa kata dapat berupa
benda asli yang berada di dalam kelas. Jika benda asli tidak dapat dibawa
kedalam kelas, siswa dibawa ketempat media tersebut, misalnya pohon, air mancur
dan lain sebagainya. Guru juga bisa menyediakan Model atau miniatur benda,
misalnya mainan anak-anak, rumah-rumahan, boneka atau gambar-gambar. Dengan
melihat secara langsung peserta didik dapat dengan mudah mengingat mufradat
dari benda yang dilihatnya dan mengaitkatnya dengan kehidupan sehari-hari.
2.
Media
pembelajaran tarkib
Untuk mampu berbahasa Arab dengan baik dan benar, siswa perlu
menguasai tarkib atau susunan bahasa Arab yang biasa disebut dengan Nahwi dan
Shorfy, namun siswa bukan hanya sekedar memahami kaidah-kaidahnya akan tetapi
siswa juga harus mahir dalam menggunakan fungsi-fungsi tarkib dalam kalimat,
karena pola kalimat merupakan hal penting dalam pembelajaran tarkib.
3.
Media
pembelajaran menyimak
Guru bisa memutarkan lagu-lagu, percakapan, atau film-film berbahasa
Arab agar siswa dapat membedakan makhraj-makhraj dan dapat mempraktikkannya
dalam media pembelajaran berikutnya.
4.
Media
pembelajaran berbicara
Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang efektif. Karena
pembelajaran ini dapat mempercepat kemampuan siswa dalam berkomunikasi satu
sama lain dengan menggunakan Bahasa Arab. Disamping itu dalam pembelajaran ini
guru dapat mengetahui taraf kefasihan siswa, sehingga guru dapat memberi
masukan kepada siswa agar mampu berbicara dengan baik dan benar yang sesuai
dengan tajwid. Guru juga perlu mengulangi pelajaran pada pertemuan sebelumnya
dengan dipadukan dengan ilustrasi-ilustrasi atau hal-hal yang baru sedangkan
siswa menyimaknya.[13]
5.
Media
pembelajaran membaca
Kemampuan berbahasa, khususnya membaca merupakan syarat mutlak
untuk belajar sendiri. Membaca memerlukan penguasaan bahasa, karena didalam
bacaan terdapat perbendaharaan kata yang luas, selain buku pelajaran, siswa
juga hendaknya membaca cerita-cerita atau majalah berbahasa Arab. Hendaknya
guru menyediakan beberapa buku berbahasa Arab yang berlainan dalan satu
pelajaran yang sama agar bahan yang kurang jelas dalam satu buku dapat
ditemukan pada buku yang lainnya.[14]
12
|
Kesimpulan
1.
Pembelajaran
adalah
suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar
atau terjadi perubahan yang relative menetap pada diri orang lain.
2.
Teknik-teknik
pembelajaran Bahasa Arab diantaranya:
a.
Almuhadatsah (Bercakap-cakap).
b.
Al-Muthalaah (Membaca).
c.
Al-Imla (Dikte).
d.
Al-Insya (Mengarang).
e.
Al-Mahfudzat (Hafalan kata-kata mutiara).
f.
Al-Qawaid (Tata Bahasa).
g.
Al-Balaghah (Gaya Bahasa).
3.
Media
Pengembangan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab
a.
Media
pembelajaran mufradat.
dapat
berupa benda asli yang berada di dalam kelas atau miniature benda-benda
disekitar kita.
b.
Media
pembelajaran tarkib yaitu Nahwi dan Shorfy.
c.
Media
pembelajaran menyimak.
Pengajar
bisa memutarkan lagu-lagu, percakapan, atau film-film berbahasa Arab.
d.
Media
pembelajaran berbicara.
Media
ini dapat dikembangkan dengan siswa berkomunikasi satu sama lain dengan
menggunakan Bahasa Arab.
e.
Media
pembelajaran membaca.
Selain membaca
buku-buku pelajaran berbahasa Arab, siswa juga dapat membaca buku cerita,
majalah atau artikel berbahasa Arab.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,
Abdurrahman Saleh. 1990. Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an. Jakarta:
Rineka Cipta.
Baihaqi,
Muhammad. 2008. Test of Arabic as a Foreign Language. Surabaya: Alpha.
Glover, Drek
dan Sue Law. 2002. Memperbaiki Pembelajaran. Diterjemahkan oleh Willie
Koen. 2005. Jakarta: PT Gramedia.
Izzan, Ahmad.
2004. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.
Komalasari,
Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT
Refika Aditama.
Miarso,
Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media.
Siroj, Taufik.
2010. Al Wasail Atta’limiyah Fi Atta’limi Allughoh. Power Poin disajikan
pada Workshop Media Pembelajaran Bahasa Arab diselenggarakan Universitas Islam
Negri Syarif Hidayatullah, Jakarta, tanggal 1 september.
[1] Muhammad Baihaqi,
Test of Arabic as a Foreign Language (Surabaya: Alpha, 2008), h. 68
[2] Yusufhadi
Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta: Prenada Media,
2004), h. 545.
[3] Ibid.,
h. 546.
[4] Kokom
Komalasari, Pembelajaran Kontekstual (Bandung: Refika Aditama, 2010), h.
54.
[5] Ibid.,
h. 56.
[6] Ibid.,
h. 55.
[7] Ahmad Izzan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora, 2004), h.116.
[8] Drek Glover dan Sue Law, Improving Learning. Penerjemah Willie
Koen (Jakarta: PT Gramedia, 2005), h. 90.
[10] Abdurrahman
Saleh Abdullah, Teori-Teori
Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 198.
[11] Kokom
Komalasari, Op. Cit., h. 233.
[12] Taufik Siroj, Al
Wasail Atta’limiyah Fi Atta’limi Allughoh, Power Poin disajikan pada
Workshop Media Pembelajaran Bahasa Arab diselenggarakan Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah, Jakarta, tanggal 1 september 2010.
[13] Abdurrahman
Saleh Abdullah. Op. Cit., h.212.
[14] Nasution, Berbagai
Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar Cet V (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992), h. 44.
sangat bermanfaat, trimakasih.
BalasHapus