trima kasih sudah mampir di blog saya dan jangan bosan mampir yaaa

Kamis, 03 Desember 2015

METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI LEMBAGA FORMAL DAN NON FORMAL

BAB II
                        PEMBAHASAN
A.    Pengertian Metode Pembelajaran
Metode berasal dari Bahasa yunani “Methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.[1]
Pembelajaran pada hakikatnya berasal dari kata “belajar” yang dapat diartikan, sebagai upaya mendapatkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan sikap yang dilakukan dengan mendayakan seluruh potensi fisiologis dan psikologis, jasmani dan rohani manusia dengan bersumber kepada  bahan informasi baik yang berupa manusia, bahan bacaan, bahan informasi, alam jagad raya dan lain sebagainya. Selain itu, belajar juga dapat berarti upaya untuk mendapatkan pewarisan kebudayaan dan nilai-nilai hidup dari masyarakat yang dilakukan secara terencana, sistematik, dan berkelanjutan.[2]
Jadi pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha agar dengan kemauannya sendiri seorang dapat belajar, dan menjadikannya sebagai salah satu kebutuhan hidup yang tidak dapat ditinggalkan. Dengan pembalajaran ini akan tercipta keadaan masyarakat belajar (Learning Society).[3]

     Jadi, metode pembelajaran adalah cara-cara atau jalan yang ditempuh guna mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang menjadikannya sebagai salah satu kebutuhan hidup yang tidak dapat ditinggalkan.

B.    Metode Pembelajaran Bahasa Arab di Lembaga Formal
Pembelajaran bahasa Arab di lembaga formal, mempunyai cara pengajaran yang berbeda dari pengajaran bahasa Arab di lembaga non formal. Di lembaga formal atau dalam pendidikan umum mempunyai metode yang  digunakan beberapa metode, diantaranya:
1.      Metode “The Aural Oral Aproach”
Dalam metode ini lebih mengutamakan segi pendengaran dan penuturan secara lisan kemudian dilanjutkan dengan belajar membaca dan menulis bahasa arab.
Metode ini mencangkup empat tahapan, yaitu:
a.       Mendengar
Yaitu satu cara yang secara langsung mendengarkan ucapan atau petunjuk seorang guru tentang cara melafalkan kata-kata atau kalimat dengan fashih dan benar sekaligus mempelajari artinya.
b.      Berbicara
      Yaitu latihan bercakap-cakap dengan guru atau teman, walaupun bahan pembicaraan tersebut  masih terbatas di sekitar apa yang di dengar atau apa yang di peroleh selama ini.
c.       Membaca
Yaitu suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan bahasa termasuk tata bahasa arab.
d.      Menulis
Yaitu kegiatan yang arahnya untuk memperoleh keterampilan tangan dalam menulis Arab.
2.      Metode Variatif
Yaitu metode pembelajaran yang bervariasi atau bermacam-macam untuk menyampaikan sutau materi bahsa agar tidak terkesan monoton atau membosankan. Dalam metode ini, terdapat bermacam-macam metode.
Dr. Mulyanto Sumardi memuat pendapat William Francis Mackey tentang 15 macam dalam pengajaran bahasa, dalam bukunya pengajaran Bahasa Asing yaitu :[4]
1.      Direct Method. Metode Langsung (Direct Method)
Yaitu metode atau cara dalam pembelajaran yang mana seorang guru langsung menggunakan bahasa asing dalam mengajar.
Diantara Ciri-cirinya:
a)      Bacaan mula-mula diberikan secara lisan.
b)      Banyak latihan mendengarkan dan menirukan.
c)      Aktivitas belajar banyak dilakukan di dalam kelas.[5]
Secara umum siswa membutuhkan keterbiasaan sesegera mungkin akan bunyi yang belum familiar bagi mereka. Patut disadari pula bahwa bahasa baru yang mereka sedang pelajari tidak bsa dijadikan objek terakhir atau mata pelajaran sekolah yang apa adanya. Ia harus dikomunikasikan.[6]
2.      Metode Alami (Natural Method)
Yaitu metode pembelajaran yang pengaplikasiannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Diantara Ciri-cirinya:
a)      Awalnya pelajaran diberikan melalui percakapan, membaca, serta menulis kemudian gramatikanya.
b)      Memperkenalkan kata-kata sederhana yang sudah diketahui oleh anak didik.
c)      Memperkenalkan benda-benda.
3.       Metode Psikologi (Psycological Method)
Yaitu metode yang didasarkan atas visualisasi mental dan fikiran. Metode ini ada hubungannya dengan Direct Method.
Diantara Ciri-cirinya:
a)      Pengaplikasian gambaran mental dengan menggunakan kata, benda, maupun gambar.
b)      Pelajaran mula-mula diberikan secara lisan dan berdasrakan materi.
c)      Gramatika diajarkan pada permulaan, baru kemudian membaca.
4.      Phonetic Method
Merupakan gabungan dari Metode Natural dengan Metode Reading. Metode ini dikenal juga sebagai Reform Method atau Oral Method dan erat hubungannya dengan gerakan Direct Method.
Diantara Ciri-cirinya:
a)      Pelajaran dimulai dengan latihan mendengarkan, kemudian latihan mengucapkan bunyi, kata, kalimat pendek, kemudian kalimat panjang, dirangkai menjadi percakapan.
b)      Gramatika diajarkan secara induktif
5.      Reading Method
Metode membaca yaitu menyajikan materi pelajaran dengan tujuan mengajarkan kemahiran membaca.
Oleh karena itu Prof. Coleman dan kawan-kawan dalam sebuah laporan yang ditulis pada tahun 1929 menyarankan penggunaan suatu metode dengan satu tujuan pengajaran yang lebih realistis, yang paling diperlukan oleh para pelajar, yakni keterampilan membaca.[7]
Diantara Ciri-cirinya:
a)      Guru membacakan materi pelajaran, siswa memperhatikan atau mendengarkan bacaan guru dengan baik.
b)      Guru menunjuk siswa untuk membaca secara bergiliran.
c)      Guru mengulangi bacaan diikuti semua siswa.
d)     Untuk memperkaya perbendaharaan kata-kata, guru mencatatkan kata-kata sulit untuk di catat.[8]
6.      Grammar Method
Yaitu metode yang mengutamakan penghafalan aturan-aturan gramatika (tata bahasa) dan sejumlah kata-kata, kata-kata itu kemudian di rangkai menurut kaidah tata bahasa. Dengan demikian kegiatan ini merupakan praktek penerapan kaidah-kaidah tata bahasa.
7.      Translation Method
Metode ini menfokuskan aktifitas belajar mengajar yang berupa menterjemahkan bacaan-bacaan dari menterjemahkan bahasa asing kedalam bahasa murid, dan kemudian sebaliknya. Metode ini cocok untuk kelas murid yang berjumlah besar sebagaimana Metode Gramatika, dan juga tidak harus guru yang mengajar menguasai bahasa yang diajarkan guru--Bahasa Arab--secara aktif.[9]
8.      Grammar-Translation Method
Metode ini merupakan kombinasi metode gramatik dan metode menterjemah. Ciri-cirinya yaitu Kegiatan belajar terdiri dari penghafalan kaidah-kaidah tata bahasa, penterjemah kata-kata kemudian bacaan-bacaan.
9.      Electic Method
Metode ini merupakan metode campuran dari Direct Method dan Grammar-Translation Method.
Diantara Ciri-cirinya:
a)      Kegiatan belajar di dalam kelas berupa latihan lisan
b)      Membaca keras dan tanya jawab
c)      Latihan menterjemah dan gramatika secara deduktif.
d)     Menggunakan alat peraga atau audio-visual.
10.  Unit Methode
Metode ini merupakan aplikasi sistem mengajar menurut Herbart yang terdiri dari lima langkah yaitu:
a)      Persiapan murid
b)      Penyajian materi
c)      Bimingan melalui induksi
d)     Generalisasi dan aplikasi
11.  Language-Control Method
Dalam metode ini ada pembatasan dan gradasi baik kosakata maupun struktur kalimat yang diajarkan. Cirri-cirinya, pengajarannya mulai dari yang sederhana dan mudah berangsur-angsur menuju materi yang komplek dan sulit-sulit.
12.  Mim-Mem Method
Mim-Mem singkatan dari Mimicry (meniru) dan Memorization (menghafal). Metode ini mmiliki ciri-ciri yaitu latihan ucapan dan latihan menggunakan kosa kata dengan mengikuti atau munirukan guru.
13.  Practice-Theory Method
Yaitu metode yang mengutamakan praktek kemudia teori. Ciri-cirinya yaitu kalimat-kalimat contoh dihafalkan dengan cara mengulang-ulang, menirukan rekaman atau guru.
14.  Cognate Method
Yaitu metode dimana murid mempelajari kata-kata dasar yang bentuk dan artinya mirip dengan bahasanya sendiri.
15.  Dual Language Method
Yaitu metode berdasarkan persamaan dan peredaan antara kedua bahasa(bahasa murid dan Bahasa Asing yang dipelajari).
Demikianlah kelima belas metode yang bisa digunakan dalam pengajaran Bahasa Asing. Metode tersebut juga bisa digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab, dengan lebih dulu mempertimbangkan berbagai hal yang telah penulis sebutkan terdahulu.
C.    Pembelajaran Bahasa Arab di Lembaga Non Formal
Lembaga non formal adalah lembaga yang berada di luar campur tangan pemerintah. Lembaga ini salah satunya adalah Pesantren. Pengertian pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang mempunyai tujuan yang secara primordial.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia.kelahirn pesntren berbarengan dengan kedatangan Islam di Indonesia khususnya Jawa mengingat salah satu media penyebaran Islam di Indonesia adalah melalui pendidikan.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia. Para penyebar islam di Indonesia khususnya di jawa mendirikan pondok pesantren untuk mencetak kader-kader yang cerdas melalui bimbingan spiritual dan pelatihan.[10] Di pesantren menggunakan beberapa sistem yaitu:
1.      Sistem non klasial
Sistem non klasial yaitu sistem yang dalam proses pembelajarannya tidak mengenal kelas atau tingkatan, jadi meskipun santri yang ilmunya masih belum tinggi tidak menutup kemungkinan untuk tidak mengikuti pembelajaran yang ada di pesantern tersebut.
2.      Sistem  Asistensi
Dimana dalam sistem ini murid atau santri yunior mendapat bimbingan dari senior untuk dapat memahami pembelajaran yang telah diberikan oleh kiai. Adapun metode-metode yang telah diberikan oleh pesantren sebagai berikut: 
a)      Metode Sorogan yaitu suatu metode dimana Kiai yang membaca, menerangkan dan menjelaskan isi kitab tersebut. Jadi murid hanya mendengarkan. Dan jika ada keterangan yang kurang jelas dari Kiai maka santri dapat menanyakan kepada Kiai.
b)      Metode Bandongan yaitu kebalikan dari metode Sorogan dimana murd yang membaca, menerangkan dan menjelaskan atas apa yang telah difahami didalam kitab kepada Kiai, kemudian Kiai yang akan mengkoreksi bacaan dan keterangan santri.
3.      Sistem Musyawarah
Sistem ini dilakukan dengan cara berkumpulnya santri-santri senior dalam majelis untuk membahas kitab ataupun masalah yang lain dan kemudian Kiai hanya sebagai penengah dalam proses pembelajaran ini. Metode yang digunakan Kiai dalam mengajar adalah metode ceramah yaitu dengan cara Kiai membacakan kitab, menerjemahkan dan memberikan penjelasan terhadap makna yang dimaksud.
Selain metode diatas di pesantren juga menggunakan kitab-kitab sebagai pembelajaran bahasa Arab. Kitab-kitab antara lain kitab Nahwu dan Sharaf. Dalam kitab Nahwu  penggunaanya ada tingkatannya, antara lain :
1)      Untuk tingkat awal para santri menggunakan kitab al-a’ Awamil al-Mi’ah. Setelah menggunakan kitab tersebut kemudian ketingkat yang lebih tinggi dan dianjurkan menggunakan kitab Al Muqaddimah Al Jurmiyah.
2)      Untuk tingkat menengah dianjurkan menggunakan Al-Dzurrah Al Bahiyah yang dikenal dengan sebutan kitab ‘Imrithi dan untuk tingkatan yang tinggi menggunakan kitab Al-Muttamimah.
3)      Untuk tingkat tinggi dianjurkan menggunakan kitab Alfiyah Ibn Malik.
Sementara dalam ilmu Sharaf kitab-kiab yang digunakan dalam pesantren sebagai  berikut :
1)      Untuk tingkat pemula dianjurkan menggunakan kitab Al-Bina’ Wa Al Asas
2)      Untuk tingkat menengah dianjurkan menggunakan kitab Al-Tashsif Al-Issi
3)     Untuk tingkat tinggi dianjurkan menggunakan kitab Al-Maqsud Fi Al-Sharf

Jadi dalam mempelajari kitab Nahwu Sharaf kita tidak boleh langsung loncat, tetapi harus melewati beberapa tahap agar dalam pemahaman tata bahasa Arab menjadi sempurna.


BAB III
     PENUTUP


A.    Kesimpulan
1.         metode pembelajaran adalah cara-cara atau jalan yang ditempuh guna mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang menjadikannya sebagai salah satu kebutuhan hidup yang tidak dapat ditinggalkan.
2.         Metode Pembelajaran Bahasa Arab di Lembaga Formal
Pembelajaran bahasa Arab di lembaga formal, mempunyai cara pengajaran yang berbeda dari pengajaran bahasa Arab di lembaga non formal. Di lembaga formal atau dalam pendidikan umum mempunyai metode yang  digunakan beberapa metode, diantaranya:
1)      Metode “The Aural Oral Aproach” yaitu:
a.       Mendengar
b.      Berbicara
c.       Membaca
d.      Menulis
2)      Metode Variatif
3)      Metode Alami (Natural Method)
4)      Metode Psikologi (Psycological Method)
5)      Phonetic Method
6)      Reading Method
7)      Grammar Method
8)      Translation Method
9)      Grammar-Translation Method
10)  Electic Method
11)  Unit Methode
12)  Mim-Mem Method
13)  Practice-Theory Method
14)  Cognate Method
15)  Dual Language Method
Demikianlah kelima belas metode yang bisa digunakan dalam pengajaran Bahasa Asing. Metode tersebut juga bisa digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab, dengan lebih dulu mempertimbangkan berbagai hal yang telah penulis sebutkan terdahulu.
3.      Pembelajaran Bahasa Arab di Lembaga Non Formal
Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia. Di pesantren menggunakan beberapa sistem yaitu:
a). Sistem non klasial
b). Sistem  Asistensi
Adapun metode-metode yang telah diberikan oleh pesantren sebagai berikut: 
a). Metode Sorogan
b). Metode Bandongan
c). Sistem Musyawarah
Dalam ilmu Sharaf kitab-kiab yang digunakan dalam pesantren sebagai  berikut :
1). Untuk tingkat pemula dianjurkan menggunakan kitab Al-Bina’ Wa Al Asas
2). Untuk tingkat menengah dianjurkan menggunakan kitab Al-Tashsif Al-Issi
3). Untuk tingkat tinggi dianjurkan menggunakan kitab Al-Maqsud Fi Al-Sharf

DAFTAR PUSTAKA


Asyad, Azhar. 2003. Bahasa arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dahlan, Juwairiyah. 1992. Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab. Surabaya: Al-Ikhlas.
Effendy, Ahmad Fuad. 2009.  Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Artikel diakses dari http://KTIPTK.blogspirit.com/archive/2009/01/26/pengertian-metode.html pada Tanggal 18 Desember 2011.
Nata, Abuddin. 2009.  Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Riyanto, Yatim. 2010. Paradikma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
_____.2008. Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab. Okara, 522-527.
‘Aliyah, Siti Muhimmatul. 2006. Upaya Guru Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Arab; pada kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Bahnul ‘Ulum. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Surabaya.


[1] Oemar Hamalik, ”Proses Belajar Mengajar,” artikel diakses pada Tanggal 18 Desember 2011 dari http://KTIPTK.blogspirit.com/archive/2009/01/26/pengertian-metode.html
[2] Abuddin Nata, Perspektif islam tentang Strategi pembelajara, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 206
[3] Ibid., hal. 205
[4] Siti Muhimmtul ‘Aliyah, “Upaya Guru Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Arab; pada kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Bahnul Ulum”, (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2006), h. 41
[5] Ibid., h. 41
[6] Azhar Arsyad, “bahasa Arab dan Metode Pengajarannya”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal. 69
[7] Ahmad Fuad Effendy, “Metodologi Pengajaran Bahasa Arab”, (Malang: Misykat, 2009), h. 52
[8] Ibid., h. 43
[9] Juwairiyah Dahlan, “Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab”, (Surabaya: Al-Ikhlas 1992), h. 114
[10] Muhammad Muchsin Sholichin, “Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab di Pesantren”, Okara, 3 November 2008, h. 523

Tidak ada komentar:

Posting Komentar