A.
Konsep Keinovatifan guru
Menurut
Ibrahim, (1988 : 51) inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode, yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok
orang (masyarakat), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau
memecahkan masalah pendidikan. Dengan demikian inovasi diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan/pembelajaran, ini berarti bahwa inovasi apapun
yang tidak dapat meningkatkan kualitas pendidikan/pembelajaran tidak patut
untuk diadopsi, dan dalam konteks ini peran guru akan sangat menentukan dalam
adopsi inovasi pada proses pendidikan/pembelajaran
Menurut
Rogers (1995), keinovatifan adalah tingkat yang berkenaan dengan seberapa lama
seseorang/kelompok/sistem sosial lebih dahulu dalam mengadopsi ide-ide baru
dari konsep-konsep difusi inovasi dibandingkan dengan yang lain.[1]
Sedangkan keinovatifan guru adalah bagaimana cara seorang guru
tersebut menciptakan hal-hal baru dalam proses pembelajaran, baik itu metode
baru ataupun strategi baru.
Strategi
adalah suatu cara atau tehnik untuk meyebarkan inovasi., Dalam proses
penyebaran inovasi tidak dapat dilakukan secara cepat, maka perlu suatu proses
dan butuh waktu. Oleh karena itu penyebaranyapun perlu menggunakan
strategi-strategi yang dahsyat.
Dalam
proses penginovasian akan lebih mudah diterapkan jika menggunakan sebuah
tehnik-tehnik tertentu yaitu melalui strategi yang dahsyat. Dengan adanya
strategi-strategi yang dahsyat maka hambatan-hambatan inovasi akan lebih mudah
diatasi.
Salah
satu faktor yang ikut menentukan efektivitas pelaksanaan program perubahan
sosial adalah ketepatan penggunaan strategi, maka strategi yang tepat sangat
diperlukan. Oleh karenanya kecermatan yang amat cermat dalam penggunaan
strategi yang pas harus dicari dan diujicobakan.
Secara umum banyak
sekali peranan guru yang mesti dilakukan dalam melaksanakan tugas di
sekolah, namun secara professional menurut Sutan Zanti Arbi (1992 : 134),
meliputi tugas mendidik, mengajar dan melatih.[2]
Mendidik berarti pemberian bimbingan kepada siswa (anak didik) agar potensi
yang dimilikinya berkembang seoptimal mungkin dan dapat meneruskan serta
mengembangkan nilai-nilai kehidupan.
Mengajar berarti memberikan
pengajaran dalam bentuk penyampaian pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan
keterampilan (psikomotor) pada diri siswa agar dapat menguasai dan
mengembangkan ilmu dan teknologi. Melatih berarti mengembangkan keterampilan
tertentu agar siswa mengalami peningkatan kemampuan kerja yang memadai.
Dalam melaksanakan tugas
ini guru disamping menguasai materi yang akan diajarkan, dituntut
pula memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, juga
dituntut untuk selalu mencari gagasan-gagasan baru (inovasi), dengan
tujuan penyempurnaan kegiatan belajar mengajar, yang akan menentukan
keberhasilan pendidikan.
B.
Kinerja Guru Inovatif
Guru adalah seorang pembimbing dan penuntun untuk menjadikan
seseorang pintar dan dewasa dalam berpikir. menjdai guru
merupakan amanah dan mempunyai tugas yang amat berat. selain jadi panutan guru
juga harus arif dan bijaksana. untuk menjadi guru yang baik harus diperlukan
usaha, kesungguhan, dan ketelatenan.
Guru yang
berinovatif dapat menghasilkan inovasi dari segi bahan, kaedah, strategi dan
sebagainya untuk meningkatkan keberkesanan dalam proses pengajaran dan
pembelajaran.[3]
Guru inovatif,
terlebih dahulu harus mempunyai rasa mandiri, karena dari kemandirian itulah
akan tumbuh rasa tidak bergantung pada orang lain serta selalu berusaha
semampunya untuk mengembangkan dan menciptakan hal-hal baru dalam pembelajaran,
sehingga terwujudlah seorang guru yang kreatif dan inovatif, yang jmenjadikan
suasana pembalajaran menyenangkan dan para siswa tidak merasa jenuh berada di
dalamnya.
kinerja
merupakan suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang diperlihatkan oleh
seseorang dalam memperoleh hasil kerja yang optimal. Sejalan dengan itu menurut
pendapat Sedarmayanti (1995:53) pengertian kinerja dengan menunjuk pada
ciri-cirinya sebagai berikut : “Kinerja dalam suatu organisasi dapat dikatakan
meningkat jika memenuhi indikator-indikator antara lain : Kualitas hasil kerja,
Ketepatan waktu, Inisiatif, Kecakapan, Komunikasi yang baik”. berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang
dicapai dan dapat diperlihatkan melalui kualitas hasil kerja, ketepatan waktu,
inisiatif, kecakapan dan komunikasi yang baik.[4]
Berikut ini adalah kinerja seorang guru inovatif:
1.
Mempersiapkan semua perangkat belajar mulai dari RPP, media
yang menarik dan lain sebagainya.
2.
Memiliki rasa percaya diri.
3.
Mencari metode-metode lain yang sesuai dan mudah dimengerti
para siswa.
4.
Cerdas dalam menemukan talenta anak didiknya. Karena tingkat kepekaan kepada anak didiknya yang tinggi,
maka seorang guru yang inovatif biasanya
mengenal kemampuan setiap anak didiknya. Kemampuan anak didiknya adalah bisa
berupa bakat atau talenta lain. Dengan kepekaan yang dia miliki, seorang guru
yang inovatif akan berusaha untuk memanfaatkan dan mengembangkan talenta yang
dimiliki oleh anak didiknya, misalnya dengan memberikan kesempatan anak
didiknya untuk tampil di acara-acara sekolah.[5]
5.
Mengajar dengan cara menyenangkan. Seorang guru
yang kreatif tidak ingin anak didiknya merasa bosan dan tertekan pada saat dia
memberikan sebuah materi pelajaran kepada anak didiknya. Maka dia akan selalu
mencari cara agar anak didiknya merasa nyaman dengan cara mengajar yang dia
berikan.
[1] Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation
(New York: Free Pres, 1995) hal. 252
[2]
http://www.mamansoleman.net/2012/07/peran-guru-dalam-inovasi-pendidikan.html
[3]
http://www.slideshare.net/mohdsayuti94/guru-inovatif-2013#btnNext
[4]
http://uharsputra.wordpress.com/supervision/pkb-guru/pengembangan-kinerja-guru/
[5]
http://edukasi.kompasiana.com/2014/01/03/tips-menjadi-guru-kreatif-dan-inovatif-623641.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar