trima kasih sudah mampir di blog saya dan jangan bosan mampir yaaa

Minggu, 22 Juni 2014

Keinovatifan Guru



A.    Konsep Keinovatifan guru

Menurut Ibrahim, (1988 : 51) inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan. Dengan demikian inovasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan/pembelajaran, ini berarti bahwa inovasi apapun yang tidak dapat meningkatkan kualitas pendidikan/pembelajaran tidak patut untuk diadopsi, dan dalam konteks ini peran guru akan sangat menentukan dalam adopsi inovasi pada proses pendidikan/pembelajaran
Menurut Rogers (1995), keinovatifan adalah tingkat yang berkenaan dengan seberapa lama seseorang/kelompok/sistem sosial lebih dahulu dalam mengadopsi ide-ide baru dari konsep-konsep difusi inovasi dibandingkan dengan yang lain.[1] Sedangkan keinovatifan guru adalah bagaimana cara seorang guru tersebut menciptakan hal-hal baru dalam proses pembelajaran, baik itu metode baru ataupun strategi baru.

Strategi adalah suatu cara atau tehnik untuk meyebarkan inovasi., Dalam proses penyebaran inovasi tidak dapat dilakukan secara cepat, maka perlu suatu proses dan butuh waktu. Oleh karena itu penyebaranyapun perlu menggunakan strategi-strategi yang dahsyat.
Dalam proses penginovasian akan lebih mudah diterapkan jika menggunakan sebuah tehnik-tehnik tertentu yaitu melalui strategi yang dahsyat. Dengan adanya strategi-strategi yang dahsyat maka hambatan-hambatan inovasi akan lebih mudah diatasi.
Salah satu faktor yang ikut menentukan efektivitas pelaksanaan program perubahan sosial adalah ketepatan penggunaan strategi, maka strategi yang tepat sangat diperlukan. Oleh karenanya kecermatan yang amat cermat dalam penggunaan strategi yang pas harus dicari dan diujicobakan.
Secara umum banyak sekali peranan guru yang mesti dilakukan dalam melaksanakan tugas di sekolah, namun secara professional menurut Sutan Zanti Arbi (1992 : 134), meliputi tugas mendidik, mengajar dan melatih.[2] Mendidik berarti pemberian bimbingan kepada siswa (anak didik) agar potensi yang dimilikinya berkembang seoptimal mungkin dan dapat meneruskan serta mengembangkan nilai-nilai kehidupan.
Mengajar berarti memberikan pengajaran dalam bentuk penyampaian pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor) pada diri siswa agar dapat menguasai dan mengembangkan ilmu dan teknologi. Melatih berarti mengembangkan keterampilan tertentu agar siswa mengalami peningkatan kemampuan kerja yang memadai.
Dalam melaksanakan tugas ini guru disamping menguasai materi yang akan diajarkan, dituntut pula memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, juga dituntut untuk selalu mencari gagasan-gagasan baru (inovasi), dengan tujuan penyempurnaan kegiatan belajar mengajar, yang akan menentukan keberhasilan pendidikan.

B.     Kinerja Guru Inovatif

Guru adalah seorang pembimbing dan penuntun untuk menjadikan seseorang pintar dan dewasa dalam berpikir. menjdai guru merupakan amanah dan mempunyai tugas yang amat berat. selain jadi panutan guru juga harus arif dan bijaksana. untuk menjadi guru yang baik harus diperlukan usaha, kesungguhan, dan ketelatenan.
Guru yang berinovatif dapat menghasilkan inovasi dari segi bahan, kaedah, strategi dan sebagainya untuk meningkatkan keberkesanan dalam proses pengajaran dan pembelajaran.[3]
Guru inovatif, terlebih dahulu harus mempunyai rasa mandiri, karena dari kemandirian itulah akan tumbuh rasa tidak bergantung pada orang lain serta selalu berusaha semampunya untuk mengembangkan dan menciptakan hal-hal baru dalam pembelajaran, sehingga terwujudlah seorang guru yang kreatif dan inovatif, yang jmenjadikan suasana pembalajaran menyenangkan dan para siswa tidak merasa jenuh berada di dalamnya.
kinerja merupakan suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang diperlihatkan oleh seseorang dalam memperoleh hasil kerja yang optimal. Sejalan dengan itu menurut pendapat Sedarmayanti (1995:53) pengertian kinerja dengan menunjuk pada ciri-cirinya sebagai berikut : “Kinerja dalam suatu organisasi dapat dikatakan meningkat jika memenuhi indikator-indikator antara lain : Kualitas hasil kerja, Ketepatan waktu, Inisiatif, Kecakapan, Komunikasi yang baik”. berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai dan dapat diperlihatkan melalui kualitas hasil kerja, ketepatan waktu, inisiatif, kecakapan dan komunikasi yang baik.[4] Berikut ini adalah kinerja seorang guru inovatif:
1.      Mempersiapkan semua perangkat belajar mulai dari RPP, media yang menarik dan lain sebagainya.
2.      Memiliki rasa percaya diri.
3.      Mencari metode-metode lain yang sesuai dan mudah dimengerti para siswa.
4.      Cerdas dalam menemukan talenta anak didiknya. Karena tingkat kepekaan kepada anak didiknya yang tinggi, maka seorang guru yang inovatif  biasanya mengenal kemampuan setiap anak didiknya. Kemampuan anak didiknya adalah bisa berupa bakat atau talenta lain. Dengan kepekaan yang dia miliki, seorang guru yang inovatif akan berusaha untuk memanfaatkan dan mengembangkan talenta yang dimiliki oleh anak didiknya, misalnya dengan memberikan kesempatan anak didiknya untuk tampil di acara-acara sekolah.[5]
5.      Mengajar dengan cara menyenangkan. Seorang guru yang kreatif tidak ingin anak didiknya merasa bosan dan tertekan pada saat dia memberikan sebuah materi pelajaran kepada anak didiknya. Maka dia akan selalu mencari cara agar anak didiknya merasa nyaman dengan cara mengajar yang dia berikan.



[1] Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation (New York: Free Pres, 1995) hal.  252
[2] http://www.mamansoleman.net/2012/07/peran-guru-dalam-inovasi-pendidikan.html
[3] http://www.slideshare.net/mohdsayuti94/guru-inovatif-2013#btnNext
[4] http://uharsputra.wordpress.com/supervision/pkb-guru/pengembangan-kinerja-guru/
[5] http://edukasi.kompasiana.com/2014/01/03/tips-menjadi-guru-kreatif-dan-inovatif-623641.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar