A.
Pengertian Administrasi Pendidikan
Kata admistrasi berasal dari kata”
ad” dan “ministro”. Ad berarti kepada dan ministro berarti
melayani. Jadi administrasi berarti pelayanan atau pengabdian terhadap subyek
tertentu, atau bisa diartikan sebagai upaya mencapai tujuan tertentu secara
efektif dan efisien dengan memanfaatkan orang-orang dalam suatu pola kerjasama.
Beberapa ahli mempunyai gambaran tentang pengertian administrasi, misalnya
Sondang P. Siagaan, MPA. PhD administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama
anatara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.
Drs. Soehari Trisna,
menurutnya adalah keseluruhan proses penyelenggaraan dalam usaha kerjasama dua
orang atau lebih secara rasional untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sedangkan pendidikan menurut Abdurrahman An-Nahlawi yaitu:
1.
Pendidikan
adalah proses yang mempunyai tujuan dan sasaran objek
2.
Adanya
langkah-langkah secara bertahap yang harus dilalui oleh berbagai kegiatan
pendidikan dan pengajaran, sesuai dengan urutan yang telah disusun secara
sistematis.
Jadi administrasi pendidikan
merupakan proses keseluruhan dan kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukan
oleh semua pihak yang ada sangkut pautnya dengan tugas-tugas pendidikan, dapat
juga diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang luas meliputi: kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, khususnya dalam
bidang pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah.
B.
Dasar dan Tujuan Administrasi Pendidikan
· Beberapa dasar atau prinsip yang ada dalam administrasi pendidikan,
anatar lain:
1.
Prinsip
efisiensi
Seorang administrator akan berhasil dalam tugasnya bilamana dia
efisien dalam menggunakan semua sumber tenaga dana dan fasilitas yang ada
2.
Prinsip
pengelolaan
Administrator akan memperoleh hasil yang paling efektif dan efesien
melalui orang-orang lain dengan jalan melakukan pekerjaan menegemen, yakni
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengontrol
3.
Prinsip
pengutamaan tugas pengelolaan
Seorang administrator harus bisa menghindari pekerjaan menegemen
dan operatif dalam waktu yang sama, seorang administrator cenderung untuk
memberikan prioritas pertama pada pekerjaan opertaif
4.
Prinsip
kepemimpinan yang efektif
Seorang administrator dikatakan berhasil dalam tugasnya apabilaia
menggunakan gaya kepemimpinan yang efektif, yakni memperhatikan dimensi-dimensi
hubungan antara manusia(human relationship) dan dimensi pelaksanaan tugas dan
dimensi situasi dan kondisi yang ada
5.
Prinsip
kerjasama
Seorang administrator akan berhasil dalam tugasnya apabila ia mampu
mengembangkan kerjasama diantara anggota dengan baik, hubungan vertikal maupun
horisontal.
· Tujuan Administrasi Pendidikan
Seperti yang diungkapkan oleh
Sergiovanni dan Carver. Ada empat tujuan administrasi yaitu: efektivitas
produksi, efisiensi, kemampuan menyesuaikan diri, dan kepuasan kerja.
C.
Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
Bidang-bidang yang tercakupdalam
administrasi pendidikan penting dan perlu diketahui, yaitu:
a)
Bidang
tata usahasekolah
b)
Bidang
personalia murid
c)
Bidang
personalia guru
d)
Bidang
pengawasan
e)
Bidang
pelaksanaan dan pembinaan kurikulum
Menurut
The Liang Gie dan kawan-kawan ada 8 unsur administrasi, yaitu:
1.
Pengorganisasian.
2.
Manajemen; kegiatan menggerakkan sekelompok orang dan
mengerahkan segenap fasilitas untuk mencapai tujuan tertentu.
3.
Komunikasi; rangkaian aktivitas menyampaikan warta dan
memindahkan buah pikiran kepada seseorang secara cermat dalam usahanya sama
yang bersangkutan.
4.
Kepegawaian; rangkaian aktivitas mengatur dan mengurus
penggunaan tenaga-tenaga kerja yang diperlukan dalam usaha kerja sama.
5.
Keuangan; rangkaian aktivitas mengelola segi-segi pembiayaan
sampai pertanggungjawaban keuangan dalam usaha kerja sama yang bersangkutan.
6.
Perbekalan; aktivitas merencanakan, mengadakan, mengatur
pemakaian, penyimpanan, pengendalian, perawatan dan menyingkirkan barang-barang
yang tidak dapat dipakai lagi dalam suatu usaha kerja sama.
7.
Tata usaha; meliputi kegiatan menghimpun berbagai keterangan
atau data yang dibutuhkan dalam suatu organisasi.
8.
Hubungan masyarakat; rangkaian aktivitas menciptakan
hubungan dan dukungan dengan masyarakat terhadap kegiatan yang dilakukan oleh
suatu organisasi.[1]
D.
Etika Dalam Administrasi Pendidikan
Etika
berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” yang berarti kesediaan jiwa akan
kesusilaan. Etika adalah yang mempelajari segala soal kebaikan dan keburukan
didalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran
dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan, sampai mengenai tujuan
yang dapat merupakan perbuatan.[2]
Menurut
Bertens (1977), etika adalah seperangkat nilai-nilai dan norma-norma moral yang
menjadi pegangan dari seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Sedangkan Darwin (1999) mengartikan etika adalah prinsip-prinsip moral yang
disepakati bersama oleh suatu kesatuan masyarakat, yang menuntun perilaku
individu dalam berhubungan dengan individu lain masyarakat.
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam etika admisnistrasi sebagai
aparatur/penyelenggara, sebagai berikut:[3]
1.
Dalam
perbuatan atau tingkah laku segari-hari selalu memberi contoh dan teladan
sebagai panutan.
2.
Dalam
usaha sehari-hari selalu memperhatikan kemajuan lahir dan batin masyarakat.
Etika dan
Moralitas yang harus dimiliki penyelenggara administrasi pendidikan/sekolah
adalah sebagai berikut :[4]
· Kejujuran
Kejujuran
sangat diperlukan dari kepala sekolah, guru dan pegawainya, yaitu baik dalam
hal menyampaikan informasi atau laporan. Kejujuran akan dapat menambah
keefektivitasan dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Contohnya kejujuran guru
dalam menilai/memberi nilai terhadap peserta didik.
· Keadilan
Sikap adil dalam bertindak akan membuat bawahan/semua orang merasa
senang. Kesenangan dapat menambah semangat kerja, sehingga proses pembelajaran
akan lebih efektif.
· Hormat terhadap orang lain
Baik kepala sekolah, guru atau pegawai harus bersikap hormat
terhadap siapapun dalam bertindak, contohnya menyampaikan perintah, agar
bawahan ataupun atasan akan merasa dihormati dan dihargai.
· Disiplin
Kedisiplinan harus ditegakkan sebagai upaya mengefektifkan kegiatan
pembelajaran.
Peranan
guru dalam administrasi media pendidikan adalah sangat penting diantaranya:
1.
Peranan yang terpenting; ia memilih dan mempergunakan alat
media pendidikan di sekolah. Guru menjadi faktor utama, karena ia yang paling
mengetahui kebutuhan pengajaran anak-anak, kendatipun unsur murid, kepala
sekolah dan pengawas sekolah juga memegang peranan penting.
2.
Guru harus menyadari pentingnya penyediaan alat media
pendidikan secara kontiniu dan pula harus rajin membaca buku tentang media
pendidikan. Hal ini penting untuk mempertinggi mutu profesinya dan untuk
kelancaran administrasi media pendidikan di sekolahnya.
3.
Administrasi yang berhasil sangat bergantung kepada faktor
pembiayaan. Fungsi penyusunan anggaran biaya adalah tanggung jawab kepada
sekolah, akan tetapi peranan guru dalam hal ini mengajukan kebutuhan alat-alat
yang diperlukan dan berapa biaya yang diperlukan itu.[5]
Pola tingkah laku guru yang demokratis yang seyogyanya
dimiliki guru adalah:
1.
Menghormati kepribadian orang seorang.
2.
Memperhatikan hak kebebasan orang lain.
3.
Bersikap toleran dan kerja sama dengan orang lain.
4.
Lebih menghargai penggunaan kecerdasan secara efektif dalam
memecahkan masalah-masalah daripada penggunaan kekerasan atau emosi.
5.
Menyelidiki, menemukan, menerima kekurangan-kekurangan diri
sendiri dan berusaha memperbaikinya.
6.
Memikul tanggung jawab terhadap tercapainnya cita-cita dan
tujuan-tujuan bersama dan mendahulukan kewajiban daripada hak.
7.
Menyesuaikan diri kepada kondisi-kondisi yang selalu berubah
dan berkembang kearah perbaikan dan kemajuan.[6]
Asas-asas Umum Pemerintahan yang baik menurut
Wahyudi Kumorotomo dalam buku “Etika Administrasi Negara” adalah:
1.
Prinsip Demokrasi
Prinsip
demokrasi ini sama seperti berasas kedaulatan rakyat, yaitu
mementingkan/mendahulukan kepentingan rakyat daripada kepentingan diri
sendiri/kelompok. Hal itu, akan menciptakan system kemasyarakatan yang sama dan
adil.
2.
Keadilan social dan pemerataan
Aparat dituntut
untuk membuat kebijakan-kebijakan yang dapat menyeimbangkan kebutuhan antar
masyarakat secara merata/sama dan adil.
3.
Mengusahakan kesejahteraan umum
Setiap aparat
agar mempunyai komitmen yang tulus untuk memperhatikan kesejahteraan
bersama/rakyat.
4.
Mewujudkan negara hukum
Aparatur
bersama dengan seluruh rakyat akan mewujudkan suatu pemerintahan yang
dijalankan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Jadi aparat pemerintah
dalam melaksanakan tugas pemerintahan harus berdasarkan ketentuan
perundang-undangan.
5.
Dinamika dan efisiensi
Dinamika
hendaknya diartikan sebagai kemampuan beradaptasi dengan globalisasi suatu
organisasi. Maksud dari globalisasi ini adalah adaptasi organisasi yang baik
sehingga ia sanggup mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masyarakat dan dapat membuat kebijakan-kebijakan yang tepat. Efisiensi dalam
hal ini diartikan adalah tetap mengutamakan kepuasan dan kelancaran layanan
terhadap publik, tetapi tetap memperhitungkan pemakaian tenaga kerja, prosedur
layanan, dan biaya yang dikeluarkan.
E.
Masalah/Kasus
Dalam Administrasi Pendidikan
Masalah yang sering terjadi pada penyelenggara
pendidikan, misalnya masalah keprofesionalan guru yang dipertanyakan. Dimana
kualitas guru sangat perlu untuk ditingkatkan, memandang guru adalah orang yang
mendampingi atau mencerdaskan peserta didik/generasi muda bangsa. Selain
masalah keprofesional guru, adapun masalah-masalah lain dalam administrasi
pendidikan, sebagai berikut:
Ø Tawuran antar pelajar yang kerap terjadi merupakan salah satu wujud
nyata minimnya etika yang dimiliki oleh sebagian pelajar.
Ø Sarana dan prasarana pendidikan yang dirasa kurang memadai di
beberapa sekolah.
Ø Penyelewengan dana pendidikan/korupsi oleh pejabat/aparat/petugas
administrasi.
Ø Pembocoran soal ujian nasional yang dilakukan oleh pejabat atau
guru
Ø Kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap siswa.
Ø
Pola Fikir pendidik dan
tenaga kependidikan cenderung financial oriented ( Mereka berfikir
bagaimana supaya gaji besar dan jarang yang berfikir bagaimana memperbaiki
kualitasnya sebagai bentuk feedback dari semua fasilitasnya sebagai pendidik ).
Ø
Sistem Kurikulum yang gemuk dan tidak berbasis potensi (memaksakan anak
untuk menguasasi seluruh materi yang dikurikulumkan, tidak pernah
mempertimbangkan apakah materi tersebut sesuai dengan potensinya atau tidak)
Ø
Di beberapa lembaga pendidikan yang memiliki perpustakaan, kualitas
pelayanan pegawai perpustakaan yang kurang ramah ataulainnya.
[1] Burhanuddin. Administrasi Manajemen dan
Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 12
[2]
Rosady Ruslan. Etika Kehumasan; Konsepsi
& Aplikasi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 31-32.
[3]
A.W.
Widjaja. Etika Administrasi Negara. (Jakarta: Bumi Aksara,
1994), h.57
[6] Ngalim Purwanto. Administrasi dan Supervisi
Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 147
Tidak ada komentar:
Posting Komentar